Sunday, January 29, 2012

Keutamaan Bulan Rabiul Awwal


 
Bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.
 Dia membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang yang sangat menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan “Umatku…umatku…”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa’at kepada manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya dan berkata Ana Laha…Ana Lahaa..“  sehingga Allahpun bersabda: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .


Di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan  lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban  ? Mengapa dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?
Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah   kecinta’anya kepada beliau. hikmah tersebut adalah:
Pertama : di sebuah Hadist disebutkan bahwa “Allah SWT menciptakan pepohonan dihari senin “. Hadist ini merupakan peringatan yang sangat muliya bagi umat Islam yaitu Bahwa: ” Allah menciptakan bahan makanan, Rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang biyak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT. Maka dengan lahirnya Rasulullah SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceriya’an dan kebahagian untuk semua (Qurratui ‘uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”.
Kedua : Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa  kabar gembira bagi umatnya.
Syeikh  Abdur-rahman As-shoqli mengatakan: “Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi’   Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah SWT serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba,  dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta  di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan ke’ada’annya-lah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat Allah SWT”.
Maka kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :
 (وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .
Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Ketiga : Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi’ adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan syari’at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.
Keempat : Allah SWT telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya’an serta keutama’an dan keistimewa’an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad SAW  .   
Memang benar, karena jikalau Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya’ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena keistimewa’an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang.  Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:
وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
        بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
        يوم يتيه على الزمان
“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an  bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya  Muhammad”.
Kejadian bersejarah di bulan Rabi’ul Awal
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah suci nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu kegelapan.
Karena kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:
Kelahiran sang baginda Rasul SAW.
Seorang calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam  untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.
Sebelum Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah SWT sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi’ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT. Dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya, yaitu Halimah Assa’diyah.
Di tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: ” semua yang hidup akanlah mati, semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang sangat suci “. sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.
Setelah sampai kepada bapa saudaranya, ia pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi anak yatim piyatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya

 Amalan Kaum Muslim di Bulan Rabi'ul Awal

Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagia'an orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan lahirnya Rasulullah di bulan ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari yang paling penting bagi umat islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan sebagai hari berkumpulnya umat islam untuk mendengarkan kisah kelahiran Rasulul islam yang sangat mulia, agar mereka memperoleh barakah dan keutama'an yang suci.

Umat islam selalu memperingati bulan kelahirannya, sehingga mengadakan walimah, dan menyedekahkan sebagian hartanya kepada saudaranya yang membutuhkan dalam bentuk apapun, mereka juga menampakkan kegembira'an mereka karena terlahirnya Rasulullah SAW, mereka selalu memperhatikan kisah kelahirannya, dengan penuh kekhusyu'an dan penghayatan, sehingga barakah Rasulullah SAW-pun menyelimuti hati mereka, sehingga membuat hati mereka tenteram dan tenang.

Mengapa kita memperingati Maulid Nabi SAW?

Mungkin pertanya'an ini adalah pertanya'an yang jarang sekali didengar di kalangan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan maulid Nabi di hari-hari yang agung seperti hari jum'at contohnya, atau hari yang ke dua belas dari bulan Rabi'ul Awal. Ini merupakan suatu adat yang sangatlah di dukung oleh syare'at bagi hamba Allah yang sangat mencintai Rasulnya, sebagai ungkapan rasa cinta dan rasa syukur terhadap nikmat Allah yang berupa lahirnya sang penerang dunia. Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa hal ini merupakan hal yang tidak dilakukan oleh ulama' salaf. Mungkin dengan pernyata'an ini kita terpaksa harus menyebutkan dalil kebolehan memperingati acara maulid Nabi. Akan tetapi sebelum kita menyebutkan dalil-dalil akan dibolehkannya maulid maka kita perlu mengetahui hal-hal berikut ini:

1. Kita mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang dibolehkan oleh syari'at, dari berbagai perkumpulan untuk mendengarkan sejarahnya Rasul SAW, mendengarkan puji-pujian yang diucapkan untuk beliau, memberikan makanan, serta memberikan kegembira'an untuk semua umat islam.

2. Kita tidak mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi disunahkan di waktu tertentu atau di malam tertentu, akan tetapi barang siapa yang meyakini hal tersebut maka telah mengada-ngada di dalam agama (melakukan perbuatan bid'ah). Karena kita wajib mengingatnya di setiap waktu. Akan tetapi di bulan kelahirannya yaitu bulan Rabi'ul Awal, seorang muslim lebih ditekankan untuk mengingat beliau, sehingga orang-orang bersemangat untuk menyambutnya serta berkumpul untuk mengingatnya dan merasakan keagungan karena kita menjadi lebih dekat dengan sejarah. Maka mereka akan mengingat suatu yang sudah lampau dengan cara melaksanakannya sesuai dengan adat jaman sekarang.

Adapun dalil kebolehannya mengadakan peringatan maulid Nabi SAW adalah sbb:

1. Peringatan maulid Nabi adalah sebagai ungkapan atas rasa kesenangan dan kegembira'an atas Rasulullah SAW, sebagai mana orang kafir telah mengambil manfa'atnya.

Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Abu lahab diringankan dari siksa'annya di setiap hari senin sebab dia telah memerdekakan budaknya yang bernama tsuwaibah ketika mendapat kabar gembira bahwa Muhammad SAW telah lahir.

Al-Hafidz Ad-Dimisyqi mengatakan: "Jika ini adalah seorang kafir yang telah dicela oleh Al-Qur'an dengan kata "Tabbat yadaa Abii Lahabin Wa tabb"  yang telah dimasukkan di neraka untuk selamanya, telah ada sabda bahwa dia diringankan dari siksa'annya disetiap hari senin karena kegembira'annya atas lahirnya Muhammad SAW, maka apa prasangka seorang Mukmin yang dimana seluruh umurnya senang dengan Rasulullah SAW serta mati dalam ke'adaan Islam?".

2. Rasulullah SAW telah memuliyakan hari kelahirannya, dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang sangat besar kepadanya, dan telah mengutamakannya sebagi makhluk yang paling utama di dunia, karena semua yang ada di dunia ini telah gembira karenanya. Beliau mengungkapkan kegembira'an tersebut dengan berpuasa di bulan itu. Seperti yang disebutkan dalam Hadist oleh Abi Qatadah RA: "Rasulullah SAW ditanya tentang puasanya di hari senin?" dan Rasul menjawab: "Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu pula Allah menurunkan wahyu kepadaku".

Ini adalah makna dari peringatan maulid nabi, cuma gambar atau caranya saja yang berbeda. Akan tetapi makna ini tetap ada, baik dengan cara berpuasa atau membagikan makanan atau berkumpul dengan tujuan berdzikir atau membaca shalawat kepada Nabi SAW, atau dengan mendengarkan syama'ailnya Rasulullah SAW.

3. Gembira dan senang dengan adanya Rasulullah SAW adalah sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur'an, yaitu firman Allah SWT:
 
( قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ )[يونس:58]

" Katakanlah dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya , hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Allah SWT telah memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat yang Allah berikan kepada kita. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah rahmat yang paling mulia dan yang paling besar bagi kita. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:

" وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين )[الأنبياء:107].

" Kita tidak mengutusmu kecuali sebagi rahmat bagi semua yang ada dialam semesta".

Maka kita wajib untuk bergembira atas datangnya rahmat tersebut.   

4. Peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang tidak ada di zaman Rasul SAW, maka hal tersebut adalah bid'ah akan tetapi bid'ah hasanah. Karena perbuatan ini mempunyai landasan syara', serta berada dibawah naungan qowa'id kulliyah (asas yang mencakup semuanya). Maka hal ini adalah bid'ah dari segi perkumpulannya, tidak dari segi perorangannya.

Mungkin dalil-dalil ini sudahlah cukup sebagai jawaban atas pertanya'an diatas. Yang paling penting bagi seorang muslim adalah memperbanyak shalawat atas nabi Muhammad SAW di bulan ini. Karena salawat ini sendiri mempunyai keutama'an yang paling besar. Karena Allah SWT akan tetap menerima shalawat seseorang meskipun dalam ke'ada'an lalai. Barang siapa membaca shalawat kepada nabi SAW, maka shalawat tersebut akan diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadist: "Bershalawatlah kepadaku? Karena sesungguhnya shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku". Lain lagi dengan dzikir-dzikir yang lain, karena dzikir-dzikir yang lain membutuhkan kekhusyu'an agar dzikir-dzikir tersebut di terima oleh Allah SWT. Masih banyak lagi keutama'an shalawat kepada nabi.

Adapun shalawat yang paling afdhal yang hendaknya kaum muslimin membiasakannya adalah shalawat Al-Ibrahimiyah, yaitu :

 
اللهم صلى على سيدنا محمد ، وعلى آله سيدنا محمد ، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، وباركعلى سيدنا محمد

وعلى آل سيدنا محمدكما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، في العالمين إنك حميد مجيد


 
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
 
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji),  serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman).  (Surah Ali `Imran: 110)

 hadhramaut.info


Sunday, January 22, 2012

Do'a, Syarat Dan Adabnya



Doa adalah ibadah. Doa adalah senjata. Doa adalah benteng. Doa adalah penawar. Doa adalah pintu segala kebaikan.

Allah memiliki dua sifat agung, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Tentang dua sifat itu, Abdullah Ibnul Mubarak berkata: "
Ar-Rahman yaitu jika Dia diminta pasti memberi, sedang Ar-Rahim yaitu jika tidak dimintai maka Dia murka." (Fathul Bari 8/155).

Allah berfirman: "
Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran."(Al-Baqarah: 186)

Doa adalah senjata bagi seorang muslim dalam mengarungi  kehidupan ini. Dengan izin Allah doa dapat mengubah sesuatu.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Doa itu bermanfaat terhadap sesuatu yang telah turun (terjadi) maupun sesuatu yang belum terjadi, maka kalian wahai hamba Allah- harus berdoa." (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Ibu Umar, Shahihul Jami' No. 340, Al-Albani berkata, hasan).

"
Tidak bisa menolak qadha (takdir yang sudah terjadi) kecuali doa, dan tidak bisa menambah umur selain kebaikan." (HR. At-Tirmidzi; hasan, dan di-hasan-kan oleh Al-Albani).

"
Tidak menambah umur kecuali kebaikan, dan tidak bisa menolak qadar (putusan dalam catatan) kecuali doa. Sesungguhnya seseorang itu bisa terhalangi dari rezekinya karena dosa yang telah ia perbuat." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Adz-Dzahabi dan Al-Iraqi).

Jika Anda berkata, 'Apa faedahnya doa, sedangkan qadha (putusan takdir) itu tidak dapat ditolak?', maka ketahuilah bahwasanya termasuk bagian dari qadha adalah menolak bala (petaka) dengan doa. Jadi doa itu merupakan penyebab untuk menolak bala dan untuk menghadirkan rahmat, sebagaimana sebuah tameng yang menjadi penyebab untuk menghalau anak panah, dan air yang menjadi penyebab tumbuhnya tanaman. Maka sebagaimana tameng itu menolak panah, yang berarti saling mendorong, begitu pula antara doa dan bala. (Al-Ihya, 1/328).


Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Doa itu adalah satu penyebab yang bisa menolak bala. Jika doa lebih kuat darinya maka ia akan mendorongnya, dan jika penyebab bala yang lebih kuat maka ia akan mengusir doa. Karena itu diperintahkan ketika ada gerhana dan bencana besar lain untuk shalat, berdoa, beristighfar, sedekah dan memerdekakan budak. Wallahu a'lam. (Al-Fatawa, 8/193)


Ibnul Qayyim berkata: "Doa termasuk penawar yang paling bermanfaat, ia adalah musuh bala, ia mendorong-nya dan mengobati, ia menahan bala atau mengangkat atau meringankan-nya jika sudah turun."


Syarat dan Adab Berdoa


Antara lain:

  • Ikhlas.
    Inilah sesuatu yang paling utama untuk diperhatikan oleh setiap orang yang berdoa. Yakni hendaknya ia memurnikan doa hanya untuk Allah semata, baik dalam ucapan, perbuatan maupun tujuan.
  • Mencari waktu-waktu makbul untuk memanjatkan doa, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga akhir malam, dll.
  • Memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu yang dinyatakan sebagai saat ijabah oleh syari'at Islam. Seperti waktu sujud, ketika berpuasa, beper-gian, waktu sakit, ketika minum air zam-zam dan sebagainya.
  • Menghadap kiblat, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam doa istisqa' (minta hujan) yang diriwa-yatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya dengan judul bab berdoa meng-hadap kiblat.
  • Mengangkat kedua tangan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Rabbmu itu Mahapemalu dan Mahamulia, malu dari hambaNya jika ia mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan hampa kedua tangan-nya." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Al-Albani).
  • Memulai dengan tahmid (pujian terhadap Allah) dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena Rasu-lullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang di antara kamu berdoa, hendaknya memulai dengan memuji dan menyanjung Tuhannya, dan bershalawat kepada Nabi r, kemudian berdoa apa yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ahmad, di-shahih-kan oleh Al-Albani). Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu pernah berdoa, ia memulai dengan tahmid, kemudian bershalawat, kemudian diteruskan dengan doa untuk kebaikan dirinya. Maka Nabi berkata: "Mintalah pasti kamu diberi, mintalah pasti kamu diberi." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih, dan Abdul Qadir Al-Arnauth berkata, sanad-nya hasan).
  • Dengan suara lembut, tidak keras, menghinakan diri di hadapan-Nya dan menampakkan keperluan yang sangat. Allah berfirman: "Jangan-lah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya." "Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan merendahkan diri dan suara pelan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melam-paui batas." (Al-A'raf: 55). Aisyah berkata, 'Ayat ini diturun-kan berkenaan dengan doa.' (HR. Al-Bukhari). Al-Hafizh berkata, 'Begitu-lah Aisyah menyebutkannya secara mutlak, yang berarti mencakup di dalam shalat dan di luar shalat.'
  • Tidak tergesa-gesa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikabulkan bagi seseorang di antara kamu selagi tidak tergesa-gesa, yaitu dengan berkata, 'Saya telah berdoa tetapi tidak dikabulkan'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ibnul Qayyim berkata: "Termasuk penyakit yang menghalangi terkabul-nya doa adalah tergesa-gesa, menganggap lambat pengabulan doanya sehingga ia malas untuk berdoa lagi". Walhal ada juga antara doa dan jawabannya memerlukan waktu 40 tahun, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas t. (Abu Laits As-Samar-qandi dalam Tanbihul Ghafilin). Ibnul Jauzi berkata: "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin itu tidak akan ditolak, hanya saja terkadang yang lebih utama baginya itu dilambatkan jawabannya atau diganti dengan yang lebih baik dari permintaannya, cepat atau lambat." (Fathul Bari, 11/141).
  • Yakin akan dikabulkan doanya dan memahami serta meresapi benar dalam berdoa. Karena itu, berdoa tidaklah sekedar melafazhkan doa-doa yang dihafal tanpa mengerti maknanya, tetapi harus benar-benar memahami dan menginginkan dika-bulkannya permintaannya. Karena itu apa yang kita minta haruslah sesuai dengan kebutuhan kita. Rasulullah shalallahu'alahi wassalam bersabda: "Mohonlah kepada Allah semen-tara kamu sangat yakin untuk dikabulkan, dan ketahuilah bahwasa-nya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan bermain-main."(HR. At-Tirmidzi, dihasan kan oleh Al-Mundziri dan Al-Albani).
  • Termasuk syaratnya adalah makan dan minum serta pakaian orang yang berdoa harus halal dan bersih. Karena Allah itu suci, tidak menerima kecuali yang suci. Disebut-kan oleh Rasulullah: "Ada seseorang yang sudah lama dalam safar (perja-lanan) dengan rambut kusut dan (tubuh) penuh debu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, 'Ya Rabb, ya Rabb...', semen-tara makanannya haram, minuman-nya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, bagaimana mungkin (doanya) dika-bulkan?" (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).
  • Berikhtiar demi terkabulnya doa dan menjauhi sebab-sebab tertolaknya. Seperti tidak berbuat maksiat, tidak meninggalkan kewajib-an-kewajiban syari'at, terutama amar ma'ruf nahi mungkar . Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya kalian memerintah-kan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar, atau Allah akan mengirim-kan siksaNya kepada kalian, lalu kalian berdoa kepadaNya, tetapi tidak dikabulkan." (HR. At-Tirmidzi dan di-hasan-kannya).
(Abu Hamzah)
Sumber rujukan:
  • Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qayyim.
  • Al-Adzkar, Imam An-Nawawi.
  • Tanbihul Ghafilin, Abu Laits As-Samarqandi.
  • Kaifa Nad'u, Shalih Al-Ghazali, dan lain-lain.

Saturday, January 14, 2012

Pengertian Doa & Keutamaannya

Pengertian Doa

Doa ialah permohonan seseorang hamba terhadap Allah secara terus bagi meyelesaikan segala masalah rohani dan jasmani, dunia dan akhirat sama ada untuk dirinya sendiri atau untuk saudara mara, sahabat handai dan seterusnya untuk kaum muslimin dan muslimat.
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)

Doa Menjana Semangat dan Harapan

Doa merupakan ungkapan permohonan atau permintaan yang ditujukan kepada Allah SWT semata-mata, dalam usaha untuk memenuhi hajat atau keperluan tertentu. Restu dan redha Allah sentiasa dipohon untuk menghidupkan semangat atau harapan bagi menjamin kekuatan rohani dan jasmani insan.

Doa Otak Ibadah

Sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA menjelaskan bahawa doa ini adalah inti atau otak ibadah. Ini membuktikan bahawa doa adalah sebahagian dari ibadah yang perlu kita amalkan dalam kehidupan seharian.
Doa merupakan satu mekanisme yang diberikan Allah kepada hambaNya yang lemah dan tidak berdaya. Sebab manusia yang beriman dan memahami hakikat kehidupannya akan memerlukan pertolongan Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengurnia yang menyediakan segala macam rahmat dan ni'mat.

Keutamaan Berdoa

1. Doa orang beriman itu pasti dikabulkan oleh Allah SWT tetapi dalam 3 cara:

  • Dikabulkan secara langsung apa yang kita minta.
  • Dihindarkan kita dari sesuatu bahaya atau bencana.
  • Ditangguhkan ke satu masa lain misalnya di hari Akhirat yang mana akan diberikan pahala sesuai dengan permintaan itu.
2. Terhindarnya bahaya dan musibah sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Tiada seorang Muslim di muka bumi ini berdoa kepada Allah, melainkan dapat dipastikan diterima atau dihindarkan daripadanya suatu bahaya asalkan bukan doa yang mengandungi dosa atau doa untuk memutuskan tali silatur-Rahim."

3. Doa merupakan jalan yang harus dilalui dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Menerusi kaedah yang betul InsyaAllah segala yang kita harapkan akan dimakbulkan.

4. Dengan berdoa, kita akan dapat merasakan kehebatan dan keagungan Allah SWT dan betapa lemahnya kita selaku hambaNya.

Hikmah berdoa

1. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia.


2. Dengan berdoa akan meningkatkan lagi ketaqwaan dan kekuatan iman seseorang mukmin.


3. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu kepada-Nya.


4. Dengan berdoa akan mententeramkan jiwa kita, menjadi penawar dan penenang kepada hati yang bersedih. Firman Allah, 'Ketahuilah, dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang'. (surah Ar-Ra'du ayat 28).


5. Berdoa adalah ubat penyembuh bagi segala jenis penyakit yang ada pada diri manusia sama ada penyakit zahiriah mahupun penyakit batiniah.


6. Doa merupakan tali penghubung di antara anak dengan kedua ibu bapa yang telah meninggal dunia maka doa dari anak-anaknya yang soleh amatlah dinantikan untuk mendoakan kesejahteraan mereka di dalam kubur. Bersabda Rasulullah, 'Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalannya melainkan 3 perkara iaitu, sedekah jariah, ilmu yang manfaat dan anak yang soleh yang (setiasa) mendoakannya'. (H.R.Bukhari dan Muslim)


7. Dengan berdoa Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada manusia. Bersabda Rasulullah, 'Doa itu adalah anak kunci kepada pintu rahmat'. (H.R.Ad-Dailami)


8. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. Bersabda Rasulullah, 'Doa seseorang mukmin terhadap saudaranya (mukmin) secara diam-diam, pasti diperkenankan oleh Allah. (H.R.Muslim)


Orang - orang yang Didoakan oleh Malaikat.

Allah SWT berfirman,

"Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintahNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya"
(Al-Anbiyaa' 26-28)

Diantara orang-orang yang didoakan oleh para malaikat:


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ;
'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu solat.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya;
'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"
(Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di saf bagian depan di dalam solat.

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada (orang-orang) yang berada pada saf - saf terdepan"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung saf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam saf).

Para Imam iaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang - orang yang menyambung saf - saf"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat solatnya setelah melakukan solat.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda;
" Para malaikat akan selalu berselawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat solat dimana ia melakukan solat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'"
(Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadith ini)

7. Orang - orang yang melakukan solat subuh dan asar secara berjama'ah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Para malaikat berkumpul pada saat solat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat asar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'"
(Al Musnad no. 9140, hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda;
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata amin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'"
(Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"
(Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur.

Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang - orang yang makan sahur"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit.

Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga subuh"
(Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya berselawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)




Janganlah kerana kelambatan masa pemberian tuhan kepada kamu,padahal kamu telah bersungguh-sungguh berdoa,membuat kamu berputus asa,sebab Allah menjamin untuk menerima semua doa,menurut apa yang dipilihnya untuk kamu,tidak menurut kehendak kamu,dan pada waktu yang ditentukannya,tidak pada kamu tentukan.-Al hikam

Doa Abu Darda' - Perlindungan Diri, Keluarga, Hartabenda



Terjemahan maksud:

“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan bagiku kecuali hanya Engkau. Pada-Mu aku bertawakkal, dan Engkau Tuhan 'arasy yang agung. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti pula tidak akan terjadi. Tiadalah daya upaya dan tiada pula kekuatan kecuali hanya dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Aku yakin, bahawasanya Allah berkuasa atas segala sesuatu dan bahawasanya Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmunya.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari kejahatan diriku dan dari kejahatan segala makhluk yang melata, Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku sentiasa berada di jalan yang lurus.”

Kisah Asal:

Menurut riwayat Ibnu Sunny, seorang lelaki datang kepada Abu Darda’ lalu berkata: ”Wahai Abu Darda’, saya lihat rumah engkau telah terbakar!”
Abu Darda' menjawab: "Bukan rumahku, kerana aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa membaca doa ini (doa di atas) pada waktu pagi, terhindar dia dari bencana yang mungkin menimpa dirinya, ahli keluarganya dan hartanya. Sekiranya doa ini dibaca pula di waktu petang hari, maka terpeliharalah dari bencana yang mungkin menimpa dirinya, ahli keluarganya dan hartanya di malam hari." Aku telah membaca doa itu pada waktu pagi hari ini."
Lalu Abu Darda’ mengajak sahabatnya ke rumahnya untuk menyaksikan peristiwa kebakaran itu. Maka ternyatalah bahawa rumah-rumah di sekitar rumah Abu Darda’ sudah habis terbakar semuanya, sedangkan rumah Abu Darda’ masih kekal terpelihara.
doa bersumber Rasulullah s.a.w ini sungguh mengkagumkan. Ianya adalah gabungan dzikir dan doa serta penyaksian dan keyakinan iman terhadap kalimat Allah SWT sendiri dari - At-Taubah (129), Al-Kahfi (39), At-Thalaq (12), Hud (56) dan lain-lain. Insya Allah.

berbagai sumber




Wednesday, January 11, 2012

Kenapa ilmu Tasawuf susah utk dipelajari


Ada satu artikel yang saya terbaca dan ianya agak menyentuh hati saya yang mana kita boleh kita fahami,renungkan,juga ambil ikhtibar darinya terima kasih atas perkongsian sahabat-sahabat wallahuallam.

Terjadi suatu peristiwa, seorang pemuda telah bertanya kepada guru tasawufnya tentang perbezaan antara orang-orang syariat dan orang-orang hakikat dalam memahami agama Islam dan kenapa ilmu hakikat tidak berkembang luas. Kemudian sang guru berkata..

“Untuk aku menjawab soalanmu itu wahai muridku, pergilah bertanya kepada kedua mereka akan dua persoalan ini iaitu yang pertama, adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya? Pergilah ke kampung sebelah kerana disana kamu akan menemui ulama syariat dan ulama hakikat. Bertanyalah kepada orang-orang kampung disana untuk mencari mereka.”

Akur atas arahan gurunya itu lantas si pemuda tanpa banyak bicara terus ke rumah ulama syariat yang terkenal dikampung sebelah dengan bertanya-tanya arah rumahnya kepada orang kampung. Sesampainya si pemuda itu dirumah ulama syariat tersebut dengan ramah mesra si pemuda diajak masuk ke dalam rumah yang serba sederhana itu. Sang ulama syariat kelihatan kemas berjubah putih dan berserban, ditambah raut wajahnya yang bersih tanda beliau seorang yang soleh. Si pemuda dilayan seperti anak sendiri dengan dijamu makan malam sebelum sesi dialog dijalankan. Usai makan malam terus sahaja sang ulama syariat memulakan bicara.

“Ada urusan apa sehingga kamu bertandang ke rumah saya ini wahai anak muda?”

Tanya sang ulama syariat dengan nada yang redup.

“Sebenarnya saya ingin mendapatkan jawapan diatas dua persoalan yang ingin saya ajukan berkenaan dengan agama Islam kita ini kepada ustaz. Soalannya ialah adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya?”

Setelah diam sejenak lalu sang ulama syariat menarik nafas dalam-dalam dan dengan tenang memberikan jawapannya.

“Ya, Allah itu memang berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah wajib.”

Setelah mendapatkan jawaban daripada ulama syariat itu maka pemuda itu pulang sambil hatinya berazam untuk bertemu dengan ulama hakikat pula. Keesokkan harinya si pemuda mula merayau-rayau dikampung itu untuk mencari sang ulama hakikat. Puas bertanya dengan orang kampung maka tengah hari itu si pemuda bertemu dengan seorang makcik yang akhirnya bersetuju menunjukkan beliau dimana sang ulama hakikat berada.

Sesampainya ditempat yang dituju kelihatan seorang lelaki tua sedang membersihkan halaman rumahnya yang luas dihiasi taman bunga yang cantik. Rumahnya begitu besar dan mewah. Sang ulama hakikat yang berkulit gelap itu kelihatan memakai pakaian yang agak lusuh berbanding rumahnya yang begitu mewah. Sudah sepuluh minit si pemuda berbual-bual ringan dengan sang ulama hakikat namun kelihatan seolah-olah tiada tanda-tanda sang ulama hakikat mahu menjemput beliau masuk ke dalam rumahnya yang mewah itu.

“Ada apa urusan nak jumpa saya ini?”

Tanya sang ulama hakikat itu sambil tersenyum. Kemudian si pemuda bertanyakan soalan yang sama sebagaimana yang ditanyakan kepada sang ulama syariat.

“Sebenarnya saya ingin mendapatkan jawapan diatas dua persoalan yang ingin saya ajukan berkenaan dengan agama Islam kita ini kepada ustaz. Soalannya ialah adakah Allah itu berkuasa dan yang kedua, sembahyang itu apa hukumnya?”

Kelihatan sang ulama hakikat tersenyum sahaja mendengar soalan itu lantas dengan tahkik beliau menjawab..

“Wahai anak muda ketahuilah yang sebenarnya bahawa Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram.”

Terperanjat besar si pemuda mendengar jawapan sang ulama hakikat yang bersahaja itu. Sukar rasanya si pemuda mahu menghadam jawapan yang baru disampaikan kepadanya itu. Tanpa berlengah-lengah maka si pemuda itu mohon undur diri kemudian pulang ke rumahnya dengan seribu persoalan yang berlegar-legar dibenak kepalanya.

Sebagai seorang muslim taat yang baru hendak menjinak-jinakkan diri dengan dunia tasawuf, si pemuda berasa keliru dengan jawaban yang diberikan oleh sang ulama hakikat. Setahu beliau pelajaran tasawuf itu bersangkutan dengan ilmu hakikat dan ma’rifat. Mendengar jawapan daripada sang ulama hakikat itu membuatkan si pemuda berasa takut untuk meneruskan pelajaran tasawuf dengan gurunya dan mengambil keputusan untuk tidak lagi berguru dengan guru tasawufnya lantas mengambil keputusan untuk berguru dengan sang ulama syariat. Beliau mulai meragui perjalanan ilmu hakikat dan dalam hati beliau bergumam..

“Kalau nak dibandingkan dari segi akhlak pun akhlak sang ulama syariat lebih bagus daripada akhlak sang ulama hakikat. Walaupun sang ulama syariat hidup dalam keadaan sederhana namun aku dijemput masuk ke dalam rumahnya lantas dijamu dengan makanan yang enak berbanding sang ulama hakikat yang kedekut.. sudahlah tidak dijemput masuk ke dalam rumahnya, setitik air pun tidak diberinya malah dengan dirinya sahaja pun sudah kedekut. Lihat sahaja pakaiannya yang lusuh itu.”

Keesokkannya, si pemuda dengan tergesa-gesa menuju ke rumah sang ulama syariat dan menceritakan kepada beliau hasil dialognya dengan sang ulama hakikat. Mendengar penjelasan si pemuda, sang ulama syariat berasa marah lantas mengarahkan anak-anak muridnya untuk menangkap sang ulama hakikat. Maka dengan sekejap sahaja penduduk kampung itu digemparkan dengan cerita bahawa sang ulama hakikat itu telah membawa ilmu sesat dikampung itu.

Sang ulama hakikat dapat ditangkap dengan bantuan orang-orang kampung. Tangannya diikat dibelakang lalu dipaksa untuk berjalan. Kelihatan terdapat segelintir dari orang-orang kampung yang bertindak memukul muka dan badan beliau serta tidak kurang juga ada yang melempari beliau dengan batu-batu kecil kerana tidak dapat menahan rasa marah. Pun begitu sang ulama hakikat tetap berdiam namun air matanya tak henti-henti mengalir. Mungkin beliau menahan sakit.

Tiba dihalaman rumah sang ulama syariat lalu dengan kasar tubuh sang ulama hakikat yang sudah tua itu ditolak dengan keras lantas beliau terdorong ke depan lalu jatuh tersungkur. Si pemuda yang sedari tadi menunggu dirumah sang ulama syariat terkejut dengan situasi itu. Beliau tidak menyangka sampai begitu malang nasib yang menimpa sang ulama hakikat sehingga diperlaku begitu. Namun apalah dayanya untuk mengekang kemarahan orang-orang kampung yang sedang meluap-luap itu. Kemudian setelah meredakan suasana, sang ulama syariat menghampiri sang ulama hakikat lalu bertanya kepada beliau..

“Benarkah anda menjawab ‘Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram’ sebagai menjawab pertanya pemuda ini?” sambil jari telunjuknya diarahkan tepat pada si pemuda.

Dengan tenang sang ulama hakikat menjawab “Ya”.

Kemudian sang ulama syariat bertanya lagi.

“Adakah anda masih dengan pendirian anda atau anda mahu bertaubat?”

Tanya sang ulama syariat tegas. Lalu dijawab dengan tenang oleh sang ulama hakikat..

“Untuk kesalahan yang mana lalu saya perlu bertaubat wahai hakim?”

“Untuk kesalahan anda yang mengatakan Allah tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya haram!”

“Oh begitu.. beginilah tuan hakim, pada saya jawapan saya itulah yang teramat benar namun jika tuan hakim tidak menyetujuinya tidak apa-apa dan terserahlah kepada kebijaksanaan tuan hakim untuk mengadili saya kerana tuan adalah hakim dinegeri ini.”

Habis sahaja sang ulama hakikat berkata begitu lantas beliau dilempari dengan puluhan sepatu oleh penduduk kampung dan ada juga yang berteriak agar beliau dibunuh. Sang ulama syariat terdiam dan merenung dalam seolah-olah memikirkan sesuatu yang berat. Akhirnya sang ulama syariat membuat keputusan agar sang ulama hakikat diberi tempoh sehingga esok untuk bertaubat dan jika tidak beliau akan dihukum bunuh. Setelah itu sang ulama hakikat diikat pada sebatang pokok nangka yang berada dihalaman rumah sang ulama syariat dalam posisi duduk menghadap kiblat sambil dikawal oleh beberapa orang-orang kampung.

Kini, saatnya pun telah tiba namun sang ulama hakikat tetap tidak mahu bertaubat daripada pendiriannya. Ramai yang merasa pelik dengan pendirian sang ulama hakikat dan yang lebih kusut lagi ialah fikiran si pemuda itu. Tiba-tiba si pemuda merasa kasihan dan merasa bersalah mengenang keadaan malang yang menimpa sang ulama hakikat adalah hasil daripada perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Perlahan-lahan si pemuda mendekati sang ulama hakikat untuk memohon maaf. Aneh.. kelihatan sang ulama hakikat itu hanya tersenyum dan dengan senang hati mahu memaafkan si pemuda. Ketika si pemuda itu mahu beredar tiba-tiba ia mendengar sang ulama hakikat membacakan sepotong ayat Al Quran dengan nada yang riang..

“Wa qul jaa alhaq wazahaqol baathil innal baathila kana zahuuqo.”

Ucap beliau berulang-ulang sambil memandang kearah seseorang lantas mukanya tiba-tiba kelihatan berseri-seri dalam senyuman yang menggembirakan. Si pemuda lantas menoleh kearah orang itu dan apa yang beliau lihat ialah kelibat bekas guru tasawuf beliau diantara celahan penduduk kampung yang ingin menyaksikan hukuman pancung yang bakal dijalankan. Tak lama kemudian hukuman bunuh pun dilaksanakan maka tamatlah riwayat sang ulama hakikat dibawah mata pedang sang algojo. Seluruh penduduk kampung bersorak gembira tanda kemenangan dipihak mereka yang berjaya membunuh seorang pembawa ajaran sesat.

Selang beberapa hari oleh kerana rasa ingin tahu yang meluap-luap maka si pemuda bersegera mengadap bekas guru tasawufnya. Si pemuda berasa hairan mengapa sang ulama hakikat membacakan ayat 81 daripada surah al-Isra’ seraya melihat kelibat bekas guru tasawufnya itu?.

“Wahai muridku, marilah duduk dihadapanku ini.”

Ujar guru tasawuf seraya melihat kedatangan muridnya itu. Si pemuda terkedu.. tidak tahu apa yang hendak dikatakan. Fikiran terasa kosong dan segala persoalan yang hendak diajukan terasa tiba-tiba hilang entah tertinggal dimana.

“Baiklah muridku, atas persoalanmu yang dahulu itu maka akan aku jawab sekarang ini.”

Lembut sahaja bicaranya.

“Adapun persoalanmu tentang perbezaan antara orang-orang syariat dan orang-orang hakikat dalam memahami agama Islam akan aku jawab seperti berikut. Yang pertama, orang syariat akan menjawab setiap persoalan melalui ‘bahasa’ ilmu syariat manakala orang hakikat akan menjawab setiap persoalan melalui ‘bahasa’ ilmu hakikat. Jawaban sang ulama syariat adalah benar menurut ‘bahasa’ ilmu syariat dan jawaban sang ulama hakikat juga benar menurut ‘bahasa’ ilmu hakikat.”

“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.

“Begini… adalah benar apabila sang ulama hakikat memberitahu kamu bahawa Allah itu tidak berkuasa sebab melalui peraturan ilmu hakikat, perkataan ‘Allah’ itu adalah dirujuk semata-mata sebagai isim bagi zat tuhan kita sahaja. Ini bermakna yang berkuasa pada hakikatnya adalah zat tuhan kita dan bukannya yang berkuasa itu isimNya. Perkataan ‘Allah’ itu pada hakikatnya adalah gelar bagi zat tuhan kita. Adapun gelaran itu hakikatnya adalah khabar maka khabar tiada ain wujud. Jika sesuatu itu tiada ain wujudnya maka mustahil dikatakan ia mempunyai kuasa. Adakah kamu faham?”

Si pemuda mengangguk lemah sambil merenung lantai.

“Adalah sesuatu yang benar juga apabila sang ulama hakikat memberitahu kamu bahawa sembahyang itu hukumnya adalah haram.”

“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.

“Begini… sebenarnya tiada ibadat sembah-menyembah dalam agama Islam namun yang ada Cuma ibadat solat. Ya, ianya adalah solat dan bukannya sembahyang. Cuba kamu fahamkan betul-betul maksud firman Allah dalam surah al-Kafirun ayat 6 yang bermaksud “Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku”. Ini menunjukkan cara ibadat orang kafir tidak sama langsung dengan cara ibadat orang muslim. Perkataan sembahyang itu adalah asalnya terbit daripada upacara ibadat masyarakat hindu-budha untuk menyembah tuhan yang bernama Hyang. Maka upacara ibadat itu dinamakan upacara sembahHyang. Solat itu bukan sembah dan tuhan kita bukannya Hyang tetapi Allah. Jadi kita sebagai orang muslim adalah haram sembahHyang kerana itu adalah ibadat penganut hindu-budha. Sesungguhnya solat itu bukan sembah tetapi solat itu ialah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila seseorang kamu sedang solat sesungguhnya dia sedang berbicara dengan tuhannya…”.

Si pemuda semakin tertunduk.

“Jadi, adakah kamu sudah faham mengapa sang ulama hakikat itu berkata bahawa Allah itu tidak berkuasa dan sembahyang itu hukumnya adalah haram?”

“Ya tuan guru, sekarang barulah jelas.”

“Yang kedua, orang-orang syariat mempelajari ilmu-ilmu hukum maka mereka menyelesaikan sesuatu masalah juga dengan hukum sementara orang-orang hakikat mempelajari ilmu-ilmu ma’rifatullah maka mereka menyelesaikan sesuatu masalah juga dengan Allah.”

Ketika ini lamunan si pemuda menyorot kembali peristiwa yang telah berlaku dimana kata-kata guru tasawuf itu ada benarnya juga. Memang benar sang ulama syariat telah menyelesaikan masalah yang berlaku dengan hukuman bunuh terhadap sang ulama hakikat sedang sang ulama hakikat menyelesaikan masalah antara dia dan si pemuda itu dengan kemaafan sesuai dengan sifat tuhan yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.

“Adapun persoalanmu tentang kenapa ilmu hakikat tidak berkembang-luas maka akan aku jawab seperti berikut. Tidak berkembang-luasnya ilmu hakikat adalah disebabkan masih adanya orang-orang yang seperti kamu!”

Bentak sang guru tasawuf yang membuatkan darah si pemuda berderau.

“bagaimana begitu wahai tuan guru?” Tanya si pemuda.

“Kerana kejahilan kamu dalam memahami hal-ehwal hakikat terus sahaja kamu tanpa usul periksa menghukum sang ulama hakikat sebagai tidak betul dan berburuk sangka terhadap beliau lalu kamu memfitnahi beliau dihadapan sang ulama syariat sehingga sang ulama hakikat tertangkap lalu diseksa dan dipancung oleh kalian. Jika semua ulama hakikat sewenang-wenangnya dibunuh tanpa usul periksa justeru kerana itulah ilmu hakikat tidak berkembang-luas.”

“Tapi tuan guru, bagaimana saya tidak terkhilaf sedang akhlak sang ulama hakikat itu tidak mencerminkan beliau sebagai orang yang beragama! Sang ulama hakikat langsung tidak menjemputku masuk ke dalam rumahnya yang besar lagi mewah itu dan langsung tidak memberiku walau setitik air bahkan dengan dirinya sahaja pun amat kedekut. Lihat sahaja pakaiannya yang lusuh itu.”

“Awas lidahmu dalam berkata-kata wahai anak muda! Telahku katakan tadi bahawa kamu memiliki sifat buruk sangka. Ketahuilah bahawa rumah besar lagi mewah yang kamu lihat itu bukanlah milik sang ulama hakikat tersebut sebaliknya adalah milik majikan beliau dan beliau hanya mengambil upah sebagai tukang kebun disitu. Adapun pakaiannya yang lusuh itu maka itu sahajalah harta benda yang beliau ada dan beliau hidup hanya untuk mengabdikan dirinya kepada Allah.”

“Bagaimana tuan guru boleh tahu segala yang terperinci tentang sang ulama hakikat itu?”

Tanya si pemuda hairan.

“Kerana orang yang kalian bunuh itu adalah guru tasawufku maka dengan itu sebutir lagi permata yang indah telah hilang. Telahku jawab semua persoalanmu maka pergilah kamu kepangkuan guru syariatmu iaitu sang ulama syariat.”

Si pemuda itu terkejut lantas berkata…

“Tapi wahai guruku, aku telah insaf dan ingin kembali berguru denganmu wahai guruku.. terimalah aku kembali wahai guruku!!”

“Ketahuilah wahai anak muda, aku enggan mengambilmu adalah semata-mata kerana keselamatanmu dan bukan kerana aku membencimu.”

“Aku tidak faham akan maksud tuan guru??”

“Pergi sahajalah kembali kepangkuan sang ulama syariat kerana kamu akan selamat disana dan jangan kamu sesekali mengaku aku adalah gurumu kelak kamu akan mengerti akan maksud tindakanku ini.”

Dengan hati yang berat dan sayu si pemuda berjalan menuju ke rumah sang ulama syariat untuk berguru dengannya dan beliau diterima sebagai murid. Selang beberapa hari, keadaan kampung tiba-tiba kecoh kembali. Dengar khabarnya seorang lagi pengamal ilmu sesat telah ditangkap dan kali ini pengamal ajaran sesat itu berasal dari kampung sebelah. Dari kejauhan kelihatan berbondong-bondong orang ramai sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sang ulama syariat sambil menyungsung seorang lelaki yang telah dikenalpasti sebagai pengamal atau guru ajaran sesat. Dari jauh si pemuda dapat saksikan lelaki itu dipukul dan ditendang malah ada yang membalingnya dengan batu-batu kecil sehingga pakaiannya koyak-rabak. Rupa-rupanya lelaki yang pakaiannya telah koyak-rabak itu adalah sang guru tasawufnya.

Maka mengertilah si pemuda itu akan maksud tindakkan sang guru tasawuf yang tidak mahu mengambil beliau sebagai anak murid dan beliau hanya mampu mengalirkan air mata sambil menahan sebak melihat sang guru tasawuf itu diperlakukan seperti itu. Esoknya hukuman pancung terhadap sang guru tasawuf itu dilaksanakan maka sebutir lagi permata yang indah telah hilang sirna dari negeri itu……… Didalam hati si pemuda merintih..

“Ya Allah.. berapa ramaikah lagi ahli tasawuf yang mesti dikorbankan semata-mata mahu membuatkan aku mengerti mengapa ilmu hakikat tidak dapat berkembang-luas? Cukup Ya Allah cukup kerana sekarang aku sudah mengerti….”

Semoga Allah memberi petunjuk dan hidayahnya

Tertib Dalam Amalan : Syariat, Tarikat, Hakikat, Makrifat

Kalau Tuhan tidak 'wujud' di dalam ibadah, lama kelamaan, Tuhan akan bertambah jauh dan bertambah jauh. Lebih-lebih lagilah kalau tujuan dan niat ibadah itu adalah untuk dipuji, untuk disanjung, dan kerana sebab-sebab lain yang berbentuk duniawi. Sudah tentulah ia tidak akan ada nilai apa-apa. Malahan ibadah seperti ini akan Allah lemparkan semula ke muka pengamalnya beserta dengan laknat-Nya sekali. Lagi banyak dia beribadah, lagi dia rasa sombong, angkuh, riyak, ujub, rasa diri mulia, rasa diri baik dan sebagainya. Lagi banyak dia beribadah, lagi dia pandang orang lain hina, jahat dan tidak berguna.

Beramal dalam Islam ada tertibnya. Ada “progression”nya dari satu tahap ke tahap yang lebih tinggi. Ia bermula dengan Syariat, kemudian dengan Tariqat, diikuti pula dengan Hakikat dan diakhiri dengan Makrifat.

1. Syariat.

Ini adalah ilmu. Ia melibatkan ilmu tentang peraturan, hukum-hakam, halal haram, sah batal dan sebagainya. Ilmu perlu dalam beramal. Tanpa ilmu, kita tidak tahu macam mana hendak beramal mengikut cara yang Tuhan mahu. Kalaupun kita sudah cinta dan takut dengan Tuhan dan kita terdorong untuk menyembah-Nya, kita tidak boleh berbuat demikian ikut sesuka hati kita atau ikut cara yang kita cipta sendiri. Tuhan tidak terima, kita mesti ikut cara yang ditetapkan oleh Islam dan kita mesti belajar. Amalan tanpa ilmu itu tertolak. Ilmu atau syariat ini ibarat biji benih.

2. Tariqat.

Ini adalah peringkat menghidupkan ilmu menjadi amalan secara istiqamah dan bersungguh-sungguh, difahami, dihayati. Ilmu [syariat] yang ada perlu dilaksanakan. Pengamalan ilmu ini dinamakan juga tariqat wajib dan ia tidak sama maksudnya dengan tariqat sunat yang mengandungi wirid-wirid dan zikir-zikir yang menjadi amalan setengah pengamal-pengamal sufi. Tariqat ini ibarat kita menanam biji benih tadi [syariat] hingga ia bercambah, tumbuh dan menjadi sebatang pokok yang bercabang dan berdaun.

3.Hakikat.

Hakikat adalah buah. Selepas kita ada syariat, kemudian kita amalkan syariat itu hingga ia naik ke peringkat tariqat, yakni ia menjadi sebatang pokok yang bercabang dan berdaun, maka kalau cukup syarat-syaratnya maka pokok itu akan menghasilkan buah.

Buah tariqat adalah akhlak dan peningkatan peringkat nafsu atau pencapaian maqam-maqam mahmudah. Boleh jadi ia menghasilkan maqam sabar, maqam redha, maqam tawakkal, maqam tawadhuk, maqam syukur dan berbagai-bagai maqam lagi. Boleh jadi hanya terhasil satu maqam sahaja [sebiji buah sahaja] atau boleh jadi akan terhasil beberapa maqam berbeza dari satu pokok yang sama.

Hakikat juga adalah satu perubahan jiwa atau perubahan peringkat nafsu hasil dari syariat dan tariqat yang dibuat dengan bersungguh-sungguh, istiqamah, faham dan dihayati.

4. Makrifat.

Ini adalah hasil dari hakikat, iaitu hal-hal hakikat yang dapat dirasai secara istiqamah. Ia adalah satu tahap kemajuan rohaniah yang tertinggi hingga dapat benar-benar mengenal Allah dan rahsia-rahsia-Nya. Orang yang sudah sampai ke tahap ini digelar Al Arifbillah.

Kalau kita lihat dengan teliti, tertib dalam amalan ini bermula dari yang lahir dan berakhir dengan yang batin.

Syariat dan tariqat itu terletak dalam kawasan lahir.

Hakikat dan makrifat pula menjangkau ke alam batin iaitu ke dalam hati dan rohani.

Kita juga dapat lihat bahawa peringkat syariat dan tariqat adalah peringkat-peringkat yang agak mudah untuk dicapai kerana ia hanya melibatkan usaha lahir. Tetapi untuk mencapai peringkat hakikat dan makrifat, ia agak lebih sukar dan lebih rumit.

Kesukaran ini ialah kerana pertama, ia memerlukan istiqamah dalam beramal dan kedua kerana ia memerlukan juga amalan batin atau amalan hati atau apa yang dinamakan hikmah. Amalan yang berhikmah ialah amalan yang dihayati dan dijiwai, yang mempunyai roh dan rasa-rasa. Tanpa kedua-dua perkara ini iaitu istiqamah dan hikmah, tariqat tidak akan dapat melonjak ke peringkat hakikat dan seterusnya ke peringkat makrifat.

Itu sebabnya ramai orang yang berjaya sampai ke peringkat tariqat iaitu boleh berilmu dan beramal tetapi tersekat di situ sampai ke tua tanpa dapat meningkat ke peringkat hakikat. Sudah beramal selama 50 hingga 60 tahun tetapi tidak juga lahir akhlak dan tidak juga dapat mencapai maqam-maqam mahmudah. Dalam ertikata yang lain, mereka sudah beribadah berpuluh-puluh tahun tetapi ibadah mereka belum menghasilkan buah iaitu akhlak.

Istiqamah.

Ini adalah salah satu syarat atau tuntutan untuk mencapai hakikat. Istiqamah ialah tetap dalam beramal. Amalan pula adalah amalan lahir dan ada amalan batin atau hati. Istiqamah itu perlu dalam amalan lahir mahupun amalan batin. Malahan istiqamah dalam amalan batin lebih dituntut.

Istiqamah dalam amalan lahir agak mudah. Ramai orang yang istiqamah dalam sembahyang, dalam berpuasa, dalam berzakat dan sebagainya. Ramai yang tak tinggal sembahyang, tak tinggal puasa. Tetapi istiqamah dalam amalan batin adalah lebih sukar dan rumit. Istiqamah dalam amalan batin ini ramai yang tidak mampu melakukannya walaupun sudah istiqamah dalam amalan lahir.

Ramai orang cuba sabar tapi tidak istiqamah dalam sabar. Duit hilang boleh sabar. Sakit dan demam boleh sabar. Tapi bila orang kata nista dan menghina, tidak sabar. Bila isteri buat hal, tidak sabar.

Ramai orang boleh bersyukur. Dapat duit bersyukur, dapat pangkat bersyukur, dapat anak pun bersyukur tapi tidak mampu bersyukur bila dapat berbuat ibadah dan kebaikan, dan bila terhindar dari berbuat maksiat dan kejahatan.

Ramai orang boleh jadi pemaaf kalau yang meminta maaf itu kawannya, isterinya atau anaknya. Tapi kalau yang meminta maaf itu musuh atau seterunya, susah dia hendak maafkan.

Ramai orang boleh berbuat baik kepada kawannya, sanak-saudaranya, ibu dan ayahnya yang selalu berbuat baik padanya tetapi tidak sanggup berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat padanya.

Ramai orang boleh bertegur sapa dan bermesra dengan kawan-kawannya tetapi tidak boleh bertegur sapa dan bermesra dengan orang yang dibencinya. Begitulah seterusnya.

Sangat susah dan payah untuk kita beristiqamah dalam amalan hati. Justeru itu ia tidak dapat dijadikan pakaian atau ia tidak dapat mendarah mendaging. Itu sebab istiqamah itu, terutamanya istiqamah batiniah sangat dipandang besar. Ia dianggap satu keramat.

Ada hadis yang maksudnya lebih kurang ;
"janganlah kamu meminta jadi wali, tapi mintalah istiqamah"

Amalan yang tidak istiqamah tidak akan ada kesan apa-apa pada hati. Amalan yang istiqamah, walaupun sedikit akan tetap ada kesan pada hati.

Ibarat air yang menitik ke atas batu, lama kelamaan batu itu akan terlekuk jua. Tetapi air banjir yang besar yang melanda batu sekali sekala tidak akan memberi apa-apa kesan kepada batu.

Istiqamah adalah tanda ikhlas. Kalau sesuatu amalan itu tidak ikhlas, ia sukar untuk diistiqamahkan.

Seperti kata para hukama [ahli hikmah] ;
"Hidupnya [kekalnya] amal kerana ikhlas."

Dalam pada itu, istiqamah batiniah lebih memberi kesan kepada hati daripada istiqamah lahiriah. Itu sebabnya istiqamah batiniah lebih dituntut dan lebih utama. Ia adalah amalan hati dan kerana itu ia mempunyai kesan yang langsung dan terus kepada hati.

Hikmah.

Ia adalah syarat atau tuntutan kedua untuk mencapai hakikat. Hikmah di sini bukan bermaksud bijaksana. Kalau bijaksana, orang Arab akan sebut "Abqoriah". Hikmah di sini bukan bermaksud ilmu atau setakat faham ilmu sahaja. Hikmah ialah ilmu dalam ilmu. Hikmah adalah rasa dan penghayatan. Ia adalah rasa yang Allah campakkan ke dalam hati.

Untuk mendapat ilmu, kita boleh belajar. Tetapi untuk mendapat hikmah, ilmu mesti diamal. Baru ilmu itu bukan setakat di akal tetapi jatuh ke hati. Ilmu hati ini sahaja yang boleh mengubah dan menginsafkan orang.

Kalau ilmu lahir itu dikendalikan oleh akal, hikmah pula ialah ilmu yang dikendalikan oleh roh atau hati.

Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis ;
Maksudnya ; "Kalau kamu amal ilmu yang kamu tahu, Allah akan ajar kamu ilmu [hikmah] yang kamu tidak tahu."

Untuk menjadi ulama itu senang. Tetapi untuk menjadi ahli hikmah sangat susah. Ilmu adalah apa yang kita belajar tetapi hikmah adalah apa yang Tuhan ajar kita
seperti dalam firman Allah ;
Maksudnya ; "Hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah, Allah akan ajar kamu ilmu [hikmah]. Sesungguhnya Allah Mengetahui segala sesuatu." [Al Baqarah : Ayat 282]

Orang yang mendapat ilmu hikmah, dia mendekati nabi. Inilah dua perkara yang perlu dititik beratkan kalau sekiranya amalan hendak ditingkatkan dari peringkat tariqat kepada hakikat dan seterusnya kepada makrifat.

Ia memerlukan penglibatan hati dan rohani dalam ibadah dalam bentuk penjiwaan dan istiqamah terutamanya istiqamah batiniah di samping amalan lahiriah yang baik dan rapi.

Kalau hati dan rohani tidak turut sama beribadah, agak mustahil perkara ini boleh tercapai.

Untuk mendapat buah dari ibadah iaitu akhlak dan untuk mencapai maqam-maqam mahmudah, ibadah mesti ada roh, mesti ada rasa-rasa, mesti ada penjiwaan dan mesti ada penghayatan. Salahlah orang yang menafikan amalan hati dan amalan rohani dalam ibadah.

Kalau amalan lahir sahaja dititikberatkan maka ia mungkin memadai di peringkat syariat dan tariqat iaitu pada peringkat ilmu dan amal. Memang itu kerja lahir. Tetapi untuk mendapat hasil dari ilmu dan amal tersebut dan supaya ibadah boleh mendidik hati, amalan lahir semata-mata tidak memadai. Dalam ertikata yang lain, untuk mencapai maqam hakikat dalam ibadah dan amalan, itu bukan lagi kerja lahir. Itu adalah kerja hati.


dari berbagai sumber



Saturday, January 7, 2012

Amalan pemakanan sunnah





Kita diwajibkan menjaga kesihatan tubuh badan agar sentiasa sihat kerana ia adalah amanah daripada ALLAH S.W.T.....

Makanan yang tidak boleh dicampur dalam satu hidangan:-

1. Susu dengan ikan

2. Cuka dengan susu

3. Buah-buahan dengan susu

4. Daun salad dengan ikan

5. Bawang putih dengan bawang merah (jika dicampur boleh menyebabkan lumpuh, bawang besar jika dimakan selama 40 hari berturut-turut boleh menyebabkan bintik hitam di muka)

6. Daging segar dengan daging kering

7. Benda masam dengan benda berasid seperti cuka

8. Cuka dengan nasi

9. Buah delima dengan serunding

10. Telur dengan ikan.


**Semua ini jika diamalkan boleh menyebabkan penyakit Lumpuh dan stroke.

**Tidur seketika (10-15min) sebelum zohor boleh mengembalikan tenaga.

Perkara yang perlu dielakkan untuk menjaga kesihatan tubuh badan.

1. Jangan mandi air suam selepas makan kenyang.(paling bahaya daripada cara pemakanan diatas)

2. Senaman sebelum makan.

3. Jangan senaman atau berjalan selepas makan tengahari

4. Jangan makan buah selepas makan.

5. Makan buah selepas makan akan mengambil masa 8 jam untuk menghadam makanan.

6. Makan buah sebelum makan (1/2 jam sebelum makan nasi)

7. Jangan tinggal makan malam walaupun sebiji kurma

8. Makan sedikit waktu malam (awet muda, sunnah nabi)

9. Selepas makan malam kena bergerak atau berjalan sekurang-kurangnya 100 langkah.

10. Jangan tidur selepas makan akan menyebabkan sembelit.

11. Meninggalkan makan malam akan mempercepatkan tua sebelum tua.

**kalau tidak makan malam, enzim akan memproses lemak dalam perut dan lemak akan menjadi bertambah lemak atau kolestrol bertambah..


DALIL-DALIL DAN KAJIAN PEMAKANAN SUNNAH PENYEMBUH PENYAKIT ZAHIR DAN BATIN


KURMA + MADU + KISMIS + HABBATUS SAUDA'.

FAKTA & KHASIAT KURMA


Abu Abdillah a.s. bersabda: "Buah kurma adalah salah satu buah yang berasal dari surga dan dapat mensirnakan pengaruh sihir".


Abu Abdillah a.s. bersabda: "Orang yang memakan 7 buah kurma yang baik

sebelum sarapan, maka pada hari itu dia tidak akan tertimpa racun, sihir
dan tidak diganggu setan".

Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. bersabda: "Barangsiapa memakan 7 buah kurma

yang baik, maka cacing-cacing yang ada di perutnya akan mati".

Nabi saww bersabda: "Rumah yang tidak ada kurma di dalamnya, akan

menyebabkan penghuninya kurang sehat".

Nabi saww bersabda: "Berilah makanan kurma pada wanita yang hamil sebelum

dia melahirkan, sebab yang demikian itu akan menyebabkan anaknya menjadi
seorang yang tabah dan bertakwa (bersih hatinya)".



1. KESIHATAN


A. Mencegah Penyakit Kronik Seperti Penyakit Jantung & Kencing Manis


Berdasarkan kajian Prof. Madya Asiah Zain, Pensyarah Sains Makanan, Fakulti Sains Makanan dan Bioteknologi, Universti Putra Malaysia (UPM) menyatakan "Dari segi perubatan, amalan memakan kurma setiap hari boleh mengurangkan rsiko seseorang itu diserang penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis kerana mengandungi zat galian seperti potasium, kalsium dan zat besi yang boleh menyihatkan sel darah merah".




B. Merangsang Dan Memudahkan Kehamilan.

Prof. Madya Asiah juga berkata buah kurma mampu memanaskan badan dan merangsang keshatan wanita hamil dan anak yang dikandung, memudahkan wanita bersalin dan memberi tenaga.




C. Membunuh Kuman Dalam Badan.


Saidina Ali r.a. meriwayatkan "Barangsiapa yang memakan 7 butir tamar setiap hari, ia akan membunuh semua kuman di dalam badannya".




2. KECERDASAN DAN KECERGASAN


A. Kecerdasan Minda Dan Membantu Proses Tumbesaran.


Menurut Prof. Madya Asiah lagi, kanak-kanak digalakkan memakan lebih banyak buah kurma kerana ia memberi khasiat dari segi proses pembesaran, sekaligus membentuk minda kanak-kanak yang sihat.




B. Tenaga Segera


Maksud Firman Allah s.w.t. di dalam Surah Maryam: Ayat 25-26:


"Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, nescaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan serta minumlah dan bersenang hatilah kamu".


Kurma mampu membekal tenaga dengan pantas ke dalam tubuh mereka yang memakannya. Maka dengan itu Allah s.w.t. menyuruh Saidatina Maryam memakan buah kurma agar beliau mendapat bekalan tenaga untuk melahirkan Nabi Isa a.s., kerana kehilangan tenaga dan darah yang banyak.




3. KEPERIBADIAN


Membentuk Sifat Penyabar, Bersopan Santun Dan Cerdas Pemikiran.


Maksud Hadis Rasulullah s.a.w. :


"Berilah makan buah kurma kepada isteri-isteri kamu yang hamil, kerana sekiranya wanita hamil itu memakan buah kurma, nescaya anak yang bakal dilahirkan itu menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas pemikirannya".


"Melentur buluh biar dari rebungnya". Islam mengajar kita mendidik anak sejak dari dalam kandungan ibu agar anak yang bakal dilahirkan itu dibentuk mengikut rohaniah yang suci serta memiliki tubuh badan yang sihat dan minda yang cerdas. Buah kurma merupakan makanan yang mampu membentuk insan yang berperibadi luhur. Seorang pelatih dari Universiti Sains Malaysia (USM) menulis tentang hadis ini dalam majalah Mingguan Wanita.




4. KEBERKATAN


A. Mengambil Keberkatan Sewaktu Kelahiran.


Diriwayatkan daripada Abu Musa r.a. katanya;


"Anakku lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi s.a.w. lalu baginda menamakannya dengan nama Ibrahim dan meletakkan pada lelangitnya dengan buah kurma".




B. Makanan Yang Paling Sempurna.


Maksud Sabda Rasulullah s.a.w. :


"Rumah yang tiada kurma nescaya penghuninya kelaparan".


Dengan sebab itulah Prof. Madya Asiah menyatakan lagi "Pengambilan buah kurma itu tidaklah sekadar penting pada bulan puasa atau ketika seseorang itu sedang berpuasa, sebaliknya memakan kurma wajar dijadikan amalan harian".




FAKTA & KHASIAT MADU


Dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s., beliau bersabda: "Rasul saww sangat

menyenangi madu".

Dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s., beliau bersabda: "Biasakanlah dirimu

memperoleh dua obat yaitu meminum dan membaca Al-Quran".

Rasul saww bersabda: "Barangsiapa minum madu setiap bulan dengan niat

melakukan nasehat Al-Qur'an, maka Allah SWT akan menyembuhkannya dari 77
penyakit".

Rasul saww bersabda: "Barangsiapa ingin memiliki hafalan yang kuat

hendaklah dia meminum madu".

Rasul saww bersabda: "Sebaik-baik minuman ialah madu karena dia dapat

mengkonsentrasikan hati dan menghilangkan dingin yang ada di dalam dada".

Dari Imam Ali a.s. beliau bersabda: "Madu adalah obat dari segala

pen! yakit, tiada penyakit di dalamnya, ia dapat menghilangkan lendir dan
membersihkan hati".

Rasul saww bersabda: "Allah SWt telah meletakan berkah di dalam madu dan

menjadikannya sebagai obat dari rasa nyeri, dan madu telah didoakan oleh 70
Nabi".


Maksud Surah An-Nahl: Ayat 68-69:


Dengan itu keluarlah minuman (madu) yang berlainan warnanya dari dalam badannya yang mengandungi penawar bagi manusia daripada berbagai-bagai penyakit. Sesungguhnya pada demikian itu, ada tanda (yang membuktikan kemurahan Allah s.w.t.) bagi orang-orang yang mahu berfikir.




FAKTA & KHASIAT KISMIS


Nabi saww bersabda: "Barangsiapa memakan kismis merah sebanyak 21 biji setiap hari sebelum sarapan pagi, maka dia tidak akan tertimpa penyakit

kecuali kematian".

Imam Ali a.s. bersabda: "Barangsiapa memakan 21 biji kismis merah, maka

dia tidak akan melihat pada jasadnya suatu yang tidak disenangi".

Imam Ali a.s. bersabda: "Kismis dapat menguatkan jantung, menghilangkan

penyakit, menghilangkan panas dan memulihkan kesehatan jiwa".

Pada riwayat lain dari Abi Ja'far At-thusi disebutkan bahwa kismis dapat

menghilangkan lendir dan menyehatkan jiwa".

Nabi saww bersabda: "Biasakanlah memakan kismis karena kismis dapat

menghilangkan kepahitan (empedu/cairan kuning), menghilangkan lendir,
menyehatkan badan, membaguskan rupa, mengua! tkan saraf dan menghilangkan
letih".

Diriwayatkan di dalam Kitab "At-Tib An-Nabawi" (Perubatan Nabi) dalam hadis yang bermaksud;


"Sebaik-baik makanan ialah buah zabib (kismis), ia menghilangkan keletihan, menguatkan urat saraf, meredakan kemarahan, mencerahkan warna kulit dan mengharumkan bau hidung serta mulut"




FAKTA & KHASIAT HABBATUS SAUDA'


Di dalam kitab sahih Bukhari Muslim, Abu Hurairah r.a. berkata bahawa dia pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda;


"Tetaplah kamu dengan Al-Habah Al-Sauda' kerana sesungguhnya ia adalah penawar bagi segala penyakit kecuali As-Sam atau mati".


KISMIS, KURMA MADU, KURMA AJWAH, MADU, BUAH TIIN,

MINYAK ZAITUN, ZA'FARAN, HABBATUS SAUDA'.

sesuai untuk semua peringkat umur, wanita mengandung, bayi, juga orang tua.


Sehingga kini terbukti menyembuh penyak-penyakit seperti asma, batuk yang berlarutan, tonsil, kencing manis, darah tinggi, insomnia, keletihan, anak2 yang degil dan sebagainya.



KISMIS


Kismis adalah satu "gula-gula" asli ciptaan Allah SWT. Ia adalah sejenis buah-buahan kering yang paling berkhasiat di dunia, Ia tidak mengandungi kolestrol atau lemak serta rendah kandungan garam. Ia membekalkan tubuh badan dengan banyak vitamin dan minerals yang penting seperti zat besi, potassium, magnesium, kalsium dan vitamin B1, B3 dan B6.


Zat besi adalah penting untuk pembinaan darah bagi pengangkutan oksijen ke otak ke seluruh badan. Kismis juga merupakan serat yang baik yang kaya dengan agen anti-oksida(anti-penuaan). Kismis mengandungi 70% fruktosa(suatu bentuk gula ringkas yang asli) yang dapat dihadamkan dengan cepat untuk tenaga segera. Ianya sangat sesuai terutama bagi mereka yang menggunakan banyak tenaga untuk berfikir seperti guru dan pelajar


KURMA/ RUTOB


Berdasarkan kajian Prof Madya Aslah Zain, pensyarah Sains Makanan, Fakulti Sains Makanan dan Bioteknologi, Universiti Putra Malaysia (UPM) menyatakan "Dari segi perubatan, amalan memakan kurma setiap hari boleh mengurangkan risiko seseorang itu diserang penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis kerana mengandungi zat galian seperti potasium, kalsium dan zat besi yang boleh menyihatkan sel darah merah". (Berita Harian, Selasa, 20 Februari, 2001).


Prof Madya Aslah juga berkata, buah kurma mampu memanaskan badan dan merangsang kesihatan wanita hamil dan anak yang dikandung, memudahkan wanita bersalin dan memberi tenaga tambahan.


Saidina Ali a.s. meriwayatkan "Barang siapa yang memakan 7 butir tamar setiap hari, ia akan membunuh semua kuman di dalam badannya". kanak-kanak digalakkan memakan lebih banyak buah kurma kerana ia memberi khasiat dari segi proses pembesaran, sekaligus membentuk minda kanak-kanak yang sihat.


Maksud Firman Allah swt dalam surah Maryam: Ayat 25-26. "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, nescaya pohon itu akan menggugurkan buah yang masak kepadamu, maka makan serta minumlah dan bersenang hatilah kamu.“


Kurma mampu membekal tenaga dengan pantas ke dalam tubuh mereka yang memakannya. Maka dengan itu Allah swt menyuruh Saidatina Maryam memakan buah kurma agar beliau mendapat bekalan tenaga untuk melahirkan Nabi Isa a.s. dan sentiasa bertenaga setelah melahirkan Nabi Isa a.s., kerana kehilangan tenaga dan darah yang banyak.


Seorang pelatih dari Universiti Sains Malaysia (USM) merumuskan kajiannya mengenai kurma seperti yang tersiar dalam majalah Mingguan Wanita bahawa sekiranya isteri-isteri yang hamil memakan buah kurma, nescaya anak yang bakal dilahirkan itu, menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas pemikirannya.


"Melentur buluh biar dari rebungnya." Islam mengajar kita mendidik anak sejak dari dalam kandungan ibu agar anak yang bakal dilahirkan itu dibentuk mengikut rohaniah yang suci serta memiliki tubuh badan yang sihat dan minda yang cerdas. Buah kurma merupakan makanan yang mampu membentuk insan yang berperibadi luhur.


Diriwayatkan daripada Abu Musa r.a. katanya: "Anakku lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi s.a.w. lalu baginda menamakannya dengan nama Ibrahim dan meletakkan pada lelangitnya dengan buah kurma."



BUAH BUNGA NAGELLA SATIVA (HABBATUS SAUDA’)


Pada zaman sebelum sains dan ubat-ubatan kimia diperkenalkan, bagaimana kesihatan dan kecantikan manusia dapat dikekalkan pada setiap waktu


Manusia sebenarnya mengamalkan sumber-sumber semulajadi pokok-pokok, tanaman, biji-bijian dan buah-buahan.


Sejak kurun ketujuh sejenis buah bunga nagella sativa (habbatussauda') telah terbukti mempunyai banyak khasiat dalam mengekalkan kesihatan manusia dan kecantikan penggunanya. Buah bunga nagella sativa (habbatussauda') ini ditanam di negara-negara Mediterranean dan diusahakan di India, Sri Lanka, Kamistan dan digunakan di Arab Saudi, Syria, Amerika Eropah Utara, Holand, Finland, Siberia, Iceland, Turki dan diamalkam oleh orang Mesir seajak 5000 tahun yang lalu.


KAJIAN BERDASARKAN HADIS SAHIH


Minat kami terhadap pokok buah bunga nagealla sativa (habbatussauda’) diperkenalkan melalui sabda junjungan Nabi Muhammad SAW “ Dalam habbatus sauda’ (nagella sativa) terdapat penawar bagi segala penyakit kecuali maut “ Riwayat AlBukhari.


Lanjutan daripada hadis ini dalam kitab bertajuk “Medicine of The Prophet” Ibnu Qayyim al-jawziyyah (691H-751H) terdapat 50 kelebihan dan kebaikan bagi mereka yang terus menerus mengamalkannya terutama berkaitan saraf, tekanan darah, pernafasan, pembiakan, penghadaman dan organ-organ dalam badan, buah pinggang, memberi tenaga bagi orang lemah tenaga badan. Memulihkan kulit berjerawat, ekzema, kedut, membaiki tekstur kulit, arthiritis. Memberi kenikmatan menyegarkan badan dari keletihan. Bertindak membantu melancarkan darah, insomnia, kekejangan, mengurangkan kahak. Mengatasi masalah dalam perut dan usus, membantu mengurangkan gula dalam darah, merangsangkan salur pemakanan, meningkatkan metabolisme, menghilangkan angin. Dapat melegakan kembung perut, merangsangkan pancreas, mengurangkan berat badan, melawaskan buang air besar dan kecil, membantu menambahkan susu badan bagi wanita selepas bersalin dan banyak lagi.


( Habbatus-sauda ) ini dapat merangsangkan tubuh badan dan mengimbangi minda, jasad dan semangat dan membantu menghilangkan rasa penat yang tidak bermaya.

 

BAYI DAN KANAK-KANAK

Disamping memiliki banyak komponen pemakanan, buah bunga nigella sativa (habbatussaubda') mengandungi karotene yang penting bagi pertumbuhan bayi. Semasa tempoh pembesaran kanak-kanak, buah bunga nigella sativa (habbatussauda') memberi kanak-kanak segala tenaga yang mereka perlukan bagi peringkat kehidupan yang serba aktif ini.


Penggunaan kerap buah bunga nigella sativa (habbatussauda') yang meningkatkan keutuhan system imun badan, akan mengurangkan tempoh dan rasa sakit yang teruk terutama musim sejuk, apabila kanak-kanak lebih mudah dijangkiti selsema.

 
ORANG TUA

Dengan sumber pemakanan yang kaya dan memberi tenaga dan digabungkan dengan cirri-ciri menguatkan lagi system imun, buah bunga nigella sativa (habbatussaubda') merupakan pelengkap kesihatan yang ideal bagi orang tua.


Buah bunga nigella sativa (habbatussaubda')kaya dalam nilai pemakanan :


Monosaccharides ( satu molekul gula ) dalam bentuk glukosa, rhamnose, xylose dan arabinose ditemui dalam jintan hitam.


Buah bunga Nigella Sativa (habbatussaubda') mengandungi komponen polysaccharide tidak tepu (linoleic dan asid linolenic ). Asid lemak yang penting tidak boleh dihasilkan oleh badan itu sendiri dan oleh itu kita perlu mendapatkannya daripada sumber makanan.


Lima belas asid amino melengkapkan kandungan protein dalam buah bunga nigella sativa (habbatussaubda') , termasuk lapan belas daripada sembilan asid amino penting tidak boleh disentesis dalam badan kita dalam kuantiti yang mencukupi dan oleh itu perlu diperolehi daripada pemakanan kita.


Buah bunga Nagella Sativa ((habbatussaubda')) mengandungi Arginine, yang penting bagi pertumbuhan bayi.


Analisis kimia mendedahkan bahawa buah bunga nagella sativa ((habbatussaubda')) mengandungi karotena, yang apabila diproses oleh hati menjadi vitamin A, vitamin yang diketahui mempunyai ciri-ciri anti kanser.


Buah bunga nigella sativa (habbatussaubda') juga merupakan sumber kalsium, besi, natrium dan kalium. Tubuh badan hanya memerlukan jumlah yang kecil dan fungsi utama elemen-elemen ini adalah untuk bertindak sebagai konfaktor penting dalam pelbagai fungsi enzim.

 

KAJIAN BERDASARKAN PERUBATAN AYURVEDA

Dalam amalan kesihatan kecantikan Ayurveda, Siddha dan Unani yang bermaksud sains Kehidupan dalam buku Desheeya tradisional Ayurveda 5000 tahun dulu, hampir kesemua penyediaan iaitu kaluduru (Habbatussauda)


Juga akan kehilangan keupayaannya untuk melawan toksin, sekaligus menambahkan peluang untuk dijangkiti penyakit.

 
UJIAN SAINTIFIK

Menurut keputusan ujijn ke atas 9 lelaki dan wanita mengenai serum kolestrol, pemberian pati buah bunga nagella sativa untuk tempoh 4 minggu telah mengurangkan dengan ketaranya jumlah paras kolestrol dalam darah dan pecahan LDL, HDL dalam hypercholestroleamic pesakit.


Tiada perubahan signifikan kepada triglycerides. Mengurangkan jumlah kolestrol LDL bermakna mengurangkan risiko penyakit jantung.

 
MENGGALAKKAN ENZIM

Satu kajian oleh Agarwhal (1979) menunjukkan bahawa minyak buah bunga nagella sativa (habbatussaubda') meningkatkan pengaliran susu bagi ibu-ibu yang menyusui anak dengan susu badan. Satu penyelidikan oleh Universiti of Colombo (1989), termasuk Sari Biologikal mendedahkan bahawa keupayaan buah bunga nagella sativa untuk meningkatkan pengaliran susu ibu boleh dikaitkan dengan kombinasi bahagian lipid dan struktur hormon yang didapati dalam buah bunga nagella sativa (habbatussaubda')


Ibnu Sina ( 980-1037) dalam menggambarkan habbatussauda’ sebagai “ meransang tenaga tubuh dan membantu memulihkan keletihan, masih tepat kepada pengamal kesihatan Tibb hari ini. Nilai –nilai pemakanan yang kaya yang terkandung di dalam habbatussauda’ seperti yang digariskan oleh analisis saintifik mengenai habbatussauda’menggambarkannya sebagai sumber tenaga yang sungguh baik.


Dari perspektif kesihatan Tibb habbatussauda’ mempunyai keupayaan untuk mengekal dan memulihkan panas badan. Diet orang barat, kebanyakannya diperbuat daripada makanan sejuk, ais dlm makanan kita, yugurt, pizza, keju dan kesemuanyanya mengurangkan haba semulajadi dalam badan kita yang diperlukan untuk fungsi optimum.


Tibb berpendapat bahawa punca kebanyakan penyakit adalah disebabkan oleh pengurangan kadar metabolisma (haba semulajadi). Badan manusia lemah apabila hilang tenaga

 
NILAI KUALITI PEMAKANAN

Indek nilai kualiti pemakanan habbatussauda’ menunjukkan bahawa bagi setiap 100mg bahan mentah mengandungi :


* Tenaga 1%

* Protein 1.4%
* Thiamin mg 4.3%
* Riboflavin mg 0.3%
* Pyridoxine mg 1.1%
* Niacin mg 1.2%
* Calcium mg 0.8%
* Iron mg 2.5%
* Kuprum mg 3.9%
* Zinc mg 1.7%
* Phos. Mg 23.%
* Folacin mf 0.7%

BUAH TIIN


Buah Tiin adalah buah yang paling istimewa dikalangan orang Islam kerana Allah SWT telah menggunakan Buah Tiion ketika bersumpah dan menamakan satu surah di dalam Al Quran dengan nama Al-Tiin. Ini kerana padanya terdapat sumber makanan, buahan dan nilai ubatan.


Dikenali sebagai Fucus carica dan dianggap sebagai salah satu sumber pemakanan yang tinggi debgan serat.


Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan tentang buah tiin yang mempunyai nilai ubatan dengan Sabda Nabi "Makanlah kamu semua dan makanlah darinya (buah tiin) dan Sabda Nabi lagi, "Sekiranya aku katakan, sesungguhnya buah yang turun daru syurga maka aku kata "inilah buahnya" kerana buah syurga tiada keraguan, sesungguhnya ia boleh menyembuhkan penyakit buasir dan mendatangkan faedah bagi sendi-sendi."


Kajian yang telah dijalankan membuktikan bahawa buah tiin benar-benar memberi kesan dan pemawar kepada pemyakit buasir, bengkak-bengkak pada badan, melawaskan air kencing serta membantu mengatasi batuk yang berpanjangan.


Ulama Tafsir Fakharuddin Ar Razi dalam kupasannya mengenai Surah At-Tiin ini, menyatakan khasiat buah Tiin di antaranya mencuci hati, mengurangkan panas badan, mewmbersihkan kahak, lelah, membersihkan buah pinggang, sendi2 dan juga buasir.




berbagai sumber