Sunday, January 30, 2011

Tawasul

Pengertian Tawasul

Tawasul berarti perantara atau penghubung, sebagaimana Allah memiliki Ruhul Amiin, Jibril AS, untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW. Demikianlah pencapaian makrifat kepada Allah, yakni terungkapnya hijab dengan Allah melalui rantai-rantai wasilah, yakni perantara yang sampai kepada Rasulullah. Demikian karena si hamba dhaif lagi faqir, maka perlulah bertawassul kepada Balatentara Allah yang suci agar hajatnya mudah sampai hadhirat Allah Yang Agung lagi Suci daripada gambaran hamba yang hina.

Perintah Allah Ta'ala dalam Al-Quran:

"Wahai orang-orang yang beriman, taqwalah engkau kepada Allah dan carilah wasilah sebagai jalan yang mendekatkan dirimu kepadaNya dan bermujahadahlah (berjuanglah) pada jalanNya, supaya kamu mendapatkan keberuntungan".[2] (QS. Al-Maidah[5]:35).

DR. Muhammad Al-Maliki Al-Hasani mengatakan bahwa Al-Wasilah adalah segala sesuatu yang dijadikan Allah sebagai penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan penyambung untuk dipenuhNya segala kebutuhan. Untuk itu, demi menjayakan tawasul, yang ditawasuli atau yang menjadi perantara itu mesti mempunyai kedudukan dan kehormatan di sisi Allah SWT sebagai yang dituju dengan tawasul.

Orang yang bertawasul dengan perantara seseorang berkeyakinan bahwa orang tersebut adalah orang saleh atau Wali Allah atau orang yang memiliki keutamaan menurut prasangka baik terhadapnya. Orang-orang tersebut dianggapnya sebagai orang yang dekat kepada Allah dan dicintaiNya. Sebab orang yang menanamkan rasa cinta dan keyakinan yang erat pada kalbunya akan dibalas karenanya. Allah SWT berfirman: "..... Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.." (QS. Al-Maidah[5]:54). Jadi orang yang bertawasul menurut hakikatnya bertawasul kepada Allah.

Seakan-akan orang yang bertawasul kepada seorang Awliya itu berkata, "Wahai Tuhan, sesungguhnya aku mencintai si Fulan. Aku berkeyakinan bahwa ia mencintai-Mu. Ia adalah orang yang suka beribadah secara ikhlas untuk berbakti kepada-Mu. Saya juga berkeyakinan bahwa Engkau mencintainya dan meridhainya. Maka aku bertawasul - membuat perantara - untuk menuju kepada-Mu dengan perantaraan kecintaanku kepadanya dan lewat keyakinanku mengenai dirinya, hendaklah Engkau mengabulkan permohonanku, dan ...." Tetapi kebanyakan orang tidak mampu merinci keyakinan mereka mengenai yang ditawasuli - yang menjadi perantara - dengan keyakinan bahwa Allah SWT Yang Mengetahui - yang mengetahui segala ada di langit dan bumi serta mengetahui kedipan mata dan apa yang tersembunyi di dada - itu lebih jeli dan lebih mengetahui keyakinan orang yang bertawasul terhadap yang ditawasuli.

Inilah juga yang mendasari tawasul dengan rabithah, yang hanya membayangkan wajah seorang Awliya (Mursyid) akan mendekatkan kalbu (dirinya) kepada Allah SWT, dan yang berabithah itu tidak merinci apa-apa yang terbetik dalam dadanya. Hal tersebut amat mujarab dan banyak terbukti, telah dilakukan oleh banyak kalangan Ahli Tasawuf dan Hakikat.

Kata-kata Al-Wasilah (perantara) yang dimuat ayat Al-Quran itu bersifat umum. Dengan demikian, ia mencakup tawasul dengan zat atau pribadi yang mulia dari kalangan para Nabi dan orang-orang saleh, baik ketika mereka masih hidup maupun setelah wafatnya; juga mencakup tawasul kepada Allah dengan perantaraan amal-amal nyata yang baik yang diperintahkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Bahkan, amal perbuatan yang telah lalu dapat juga dijadikan sebagai wasilah atau perantara dalam bertawasul.

DR. Muhammad Al-Maliki Al-Hasani menjelaskan beberapa makna bertawasul:

1. Tawasul termasuk salah satu cara berdo'a dan salah satu pintu untuk menghadap kepada Allah SWT. Jadi, yang menjadi sasaran atau tujuan asli yang sebenarnya - dalam bertawasul - adalah Allah SWT. Sedangkan yang ditawasuli (al-mutawassal bih) hanya sekedar perantara (wasithah dan wasilah) untuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, siapa yang berkeyakinan selain demikian, sungguh ia telah menyekutukan Allah.

2. Sesungguhnya yang bertawasul itu tidak bertawasul dengan (menggunakan) perantara (al-mutawassal bih), kecuali karena ia mencintai perantara itu, seraya berkeyakinan bahwa Allah SWT-pun mencintai perantara tersebut. Jika tidak demikian, ia akan termasuk manusia yang paling jauh dari perantara tersebut, bahkan akan menjadi manusia yang paling benci kepadanya.

3. Jika yang bertawasul berkeyakinan bahwa yang ditawasuli atau yang menjadi perantara (al-mutawassal bih) itu berkuasa memberikan manfaat dan menolak mudharat dengan kekuasaannya sendiri - seperti Allah atau lebih rendah sedikit - maka ia telah menyekutukan Allah SWT.

Pada intinya tawasul itu sendiri merupakan wujud birokrasi umat sekarang terhadap umat terdahulu. Karena seandainya tidak ada jasa baik dan ijtihad umat terdahulu, maka tidak akan mungkin ada Iman dan Islam umat di akhir zaman. Inilah bukti komitmen orang yang bertawasul terhadap keberadaan mereka, sebagai realisasi perilaku orang-orang yang bermoral/berakhlak mulia.

Begitulah para ahli Thariqat, bertawasul kepada guru-gurunya hingga kepada Rasulullah SAW, yang menandakan keabsahan birokrasi Ilahiyah. Inilah kemudian yang dapat menjadikan layaknya mandat seseorang dalam memangku sebuah kepemimpinan semacam thariqat Rasul.
Pengertian Tawasul secara perkataan:

"Bertawasul ia kepadanya dengan suatu wasilah, sama dengan mendekatkan diri ia kepadanya dengan suatu amal". (Lisanul ‘Arab, Juz XIV: 250)

Dalam Al-Quran ada 2 tempat yang menyebutkan ‘Wasilah', satu ayat lainnya Surat Al-Isra'[17]: 57): "Mereka mencari perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan".

Pembahagian Tawasul

Tawasul itu terbagi menjadi tiga tingkatan nilai. Pertama yang dinilai sebagai Tawasul bis Silsilah, yakni bertawasul dengan jalinan yang bersambungan antara orang yang bertawasul dengan Guru-guru talqin dzikir hingga sampai kepada Rasulullah SAW. Tawasul inilah yang shahih dan utama, yang bersifat menyampaikan, karena mempunyai hubungan yang erat antara orang yang bertawasul dengan yang ditawasuli.

Yang kedua, dinilai sebagai Tawasul bil Barokah[1]. Yakni bertawasul dengan para Nabi, para Awliya dan Sholihin yang tidak mempunyai hubungan silsilah dzikir dengannya, meskipun jalinan yang ditawasuli itu merupakan orang yang amat dikenal kesalehannya seperti: Khalifah yang empat (Abu Bakar Ra., Umar Ra., Utsman Ra., Ali Ra.), para Imam madzhab, para Mursyid, Awliya, Shalihin, dsb. Bertawasul kepada mereka semua hanyalah sebagai penghormatan, dan kita mengharapkan keberkahan dari kesalehannya.

Yang ketiga, dimasukkan dalam kategori Tawasul lil Hadiyah. Yakni bertawasul atau memberikan Fatihah kepada orang-orang yang mempunyai hubungan/hak dengan kita, namun tidak mempunyai hubungan rantai zikir, seperti kedua orang tua, saudara-saudara kita sesama muslim, dsb. Dan kita tidak boleh menggunakan jalinan orang-orang yang masih diragukan kesalehannya, apalagi yang masih mengharapkan ampunan dan syafa'at dari orang-orang yang masih hidup. Secara syari'at kita-lah yang masih hidup yang pantas menolong mereka, bukan mereka yang kita mintakan tolong untuk menyampaikan hajat kita kepada Allah SWT.

Alat perantara zikir itu terdiri menjadi 2 bahagian: (pertama) dengan jalinan/tokoh yang telah mendapat mandat kekhalifahan (istikhlaf), dan diakui kesalehannya (dekat kepada Allah), dan (kedua) dengan amal saleh yang telah dilakukannya. Berkenaan dengan masalah ini Berkata Syaikh Ismail Al-Khalidi Rahimahullah:

"Dan wasilah (jalan) itu dengan segala macam amal salih. Dan tiadalah diperoleh amal salih itu kecuali dengan ikhlas. Dan tidaklah amal yang salih itu kecuali bersih daripada campuran-campuran kekotoran hati. Dan bagi kami telah berhasil dengan berbagai pengalaman-pengalaman bahwa sesungguhnya jika kami menyibukkan dengan Rabithah, maka hilanglah campuran-campuran lalai hati daripada amal-amal kami". Jadi amal yang lalai itu hampa dan dengan wasilah maka hilanglah lalai itu. Sebab hilangnya lalai itu ialah Hudhurnya hati. Dan semulia-mulia & seutama-utama wasilah adalah dengan Rabithah.
Contoh bertawasul dengan amal adalah sebagaimana dituturkan oleh Rasulullah SAW kepada kita mengenai kisah 3 orang yang terhimpit di dalam gua. Hadits itu adalah sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA. Berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

‘Terjadi pada masa dahulu sebelum kalian, ada 3 orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada dalam gua itu, jatuh sebuah batu besar dari atas bukit dan menutupi pintu gua itu, hingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka: ‘Sungguh tiada suatu yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika bertawasul kepada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah kamu lakukan dahulu kala'. Maka berkata seorang di antara mereka: ‘Ya Allah! Dahulu saya mempunyai ayah dan ibu, dan saya biasa tidak memberi minuman susu pada seorangpun sebelum keduanya, yakni ayah ibu saya meminumnya terlebih dahulu, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Maka pada suatu hari agak kejauhan bagiku menggembala ternak, hingga tidak kembali pada keduanya, kecuali sesudah malam dan ayah bundaku telah tertidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya, dan saya pun segan untuk membangunkan keduanya, dan saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapa pun kecuali ayah bunda saya. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar, maka bangunlah keduanya dan minum daripada susu yang saya perahkan itu. Padahal semalam itu juga anak-anakku sedang menangis minta susu itu, di dekat kakiku. Ya Allah! Jika saya berbuat itu benar-benar karena mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah keadaan kami ini'. Maka menyisih sedikit batu itu, hanya saja mereka belum dapat keluar daripadanya. Orang yang kedua berdo'a: ‘Ya Allah! Dahulu saya pernah terikat cinta kasih pada anak gadis pamanku, maka karena sangat cinta kasihku, saya selalu merayu dan ingin berzina padanya, tetapi ia selalu menolak hingga terjadi pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku, maka saya berikan padanya wang 120 dinar tetapi dengan janji bahwa ia akan menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya, tiba-tiba ia berkata: ‘Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih tetap menginginkannya, dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah! Bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharap KeredhaanMu, maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini. Maka bergeraklah batu itu menyisih sedikit, tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya'. Yang ketiga berdo'a: ‘Ya Allah! Saya dahulu adalah seorang majikan yang mempunyai banyak buruh pegawai, dan pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu, segeralah ia pergi meninggalkan upah dan terus pulang ke rumahnya tidak kembali. Maka saya pergunakan upah itu hingga bertambah dan berbuah hingga menjadi suatu kekayaan. Kemudian setelah lama datanglah buruh itu, berkata: ‘Hai Abdullah! Berilah kepadaku upahku yang dahulu itu!' Jawabku: ‘Semua kekayaan yang di depanmu itu merupakan upahmu, berupa unta, lembu, dan kambing serta budak penggembalanya'. Berkata orang itu: ‘Hai Abdullah! Kau jangan mengejekku!' Jawabku: ‘Aku tidak mengejekmu'. Maka diambilnya semua yang saya sebut itu dan tiada meninggalkan satupun daripadanya. Ya Allah! Jika saya berbuat itu karena mengharapkan KeridhaanMu, maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini'. Tiba-tiba menyisihlah batu itu hingga keluar mereka semua dengan selamat'.

Sedangkan contoh bertawasul dengan jalinan adalah sebagaimana diriwayatkan Imam Thabrani dalam Mu'jamus Shagir, Al-Hakim Naisaburi dalam Mustadrak ash Shihhah, Abu Nu'aim dan Baihaqi dalam Dalail An-Nubuwwah, Ibnu ‘Asakir Syami dalam Tarikh-nya, dan Imam Hafizh As-Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur serta dalam Ruhul Ma'ani dengan sanad dari S. Umar bin Khatthab, menukil bahwa Nabi SAW bersabda:

"Ketika Nabiyyallah Adam melakukan dosa, ia menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata: ‘Wahai Tuhan, aku memohon kepadaMu dengan Haq Muhammad agar Engkau mengampuniku'. Lalu Allah mewahyukan kepadanya: ‘Siapakah Muhammad?' Nabiyyallah Adam menjawab: ‘Ketika Engkau menciptakanku, aku mengangkat kepala ke arah ‘ArasyMu, dan lalu aku melihat, di sana tertulis: Laa Ilaaha Illallaaah Muhammadur Rosulullaah. Akupun berkata kepada diriku, bahwa tiada seorangpun yang lebih agung daripada orang yang namanya telah Engkau tuliskan di samping NamaMu'. Ketika itu Allah mewahyukan kepadanya: ‘Dialah Nabi yang terakhir daripada keturunanmu, dan jika tidak karena dia, niscaya Aku tak akan menciptakanmu'.

Dalam suatu hadits yang ditakhrijkan Ibnu Majah dan An-Nisa‘i dalam Sunan-nya, demikian pula At-Tirmidzi (beliau memberikan nilai shahih atasnya), disebutkan:

"Bahwa seorang buta pernah datang kepada Nabi SAW seraya berkata: ‘Yaa Rasulullah, sesungguhnya aku mendapat musibah pada mataku, maka berdo'alah engkau untukku kepada Allah'. Maka sabda Nabi SAW kepadanya: ‘Berwudhulah engkau dan shalatlah 2 raka'at, lalu katakan demikian: Yaa Allah, sesungguhnya aku bermohon dan menghadap kepada Engkau, dengan Nabi-Mu Muhammad. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menuntut syafa'at engkau dalam pengembalian penglihatanku ini. Yaa Allah, perkenankanlah syafa'at Nabi ini kepadaku. Dan sabdanya: ‘Maka jika ada bagimu sesuatu keperluan, katakanlah seperti itu!' "

Demikianlah pembagian tawasul yang penting untuk kita pahami dengan sebenarnya. Selanjutnya cara bertawasul yang benar, harus diisi dengan hajat/keperluan yang benar pula. Sebab di masa sekarang ini, banyak orang yang menyalahgunakan tawasul untuk keperluan yang jauh dari Ridha Allah SWT, tidak sebagaimana para pendahulu kita yang menggunakan tawasul semata-mata untuk ibadah, atau mendekatkan diri (ber-taqarub) kepada Allah semata. Di antaranya adalah untuk mendapatkan ilmu-ilmu tertentu seperti kebal, dll., dijadikan nadzar untuk maksud-maksud duniawi, dsb. Kenyataan inilah yang membuktikan pentingnya pembimbing dzikir/tawasul bagi orang yang sedang menekuni jalan ini agar tetap lurus tawasul-nya awal maupun akhir.

Wallahu A'lam.

(Dikutip dari Buku ‘DZIKIR QUR'ANI, mengingat Allah sesuai dengan fitrah manusia')

Wednesday, January 26, 2011

Kelebihan Berzikir kalimah Lailaha Illah

Saidina Ali ra telah bertanyakan Rasulullah – apakah cara paling mulia, mudah dan cepat dalam mendekatkan diri
kepada Allah swt. Nabi saw menyebut kalimat‘La Ilaha Illallah’
 kerana tiang arasy dan segala ciptaan Alllah terdiri atas kalimah ini. Para ahli hadis/sufi menyatakan apabila
kalimah ini tidak disebutkan lagi oleh orang Islam, maka bermulalah kiamat. Daripada Saidina Ali, maka bermulalah
segala amalan sufi. Ini memandangkan kedudukan Ali ra sebagai ‘pintu’ kepada ilmu kerohanian Nabi Muhammad saw.
Kalimah ‘La Ilaha Illallah’ mengandungi seluruh tasbih, tahmid dan takbir atau segala pujian kepada Allah SWT.
Berzikir akan mendorong tubuh bergerak atau harakah secara semulajadi. Hal ini sukar dijelaskan. Dalam tasawuf, harakah ini
disusun begitu rupa sehingga menimbulkan rentak berbaris demi proses taqarrub.


Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin As Radiallahu‘anhu, katanya:
Rasulullah bersabda : ‘Sesungguhnya Allah memilih seorang dari umatku untuk menjadi saksi makhluk-makhluk pada hari
kiamat. Kemudian dibukalah 99 catatan, yang setiap catatan terbentang sepanjang penglihatan. Kemudian Allah bertanya :
‘Adakah ini sesuatu yang kau ingkari? Apakah engkau dizalimi oleh pencatatKu dengan catatan-catatan ini?’ Dia menjawab :
‘Tidak, Tuhanku.’ Allah bertanya : ‘Apakah engkau hendak mengemukakan alasan?’ Jawabnya : ‘Tidak, Tuhanku.’ Allah
berkata : ‘Benar, di sisiKu engkau memiliki kebaikan, dan tidak akan ada kezaliman atas dirimu pada hari ini.’ Lalu keluarlah
selembar catatan yang berisi tulisan : ‘Asyhadu an‘La Ilaha Illallah’ , wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.’
Allah berfirman : ‘Bawalah ini ke neraca.’ Dia menjawab : ‘Wahai Tuhanku, selembar catatan ini ditimbang dengan seluruh catatan
lainnya?’ Allah menjawab : ‘Sesungguhnya engkau tidak dizalimi.’ Lalu diletakkan selembar catatan itu di salah satu sisi
neraca, sedangkan catatan lainnya sepanjang penglihatan itu diletak di sisi yang lain. Ternyata catatan-catatan yang banyak
Keutamaan Dan Buah Zikir itu menaik, sedangkan selembar catatan itu memberat.  Maka tidak ada sesuatu yang mampu menyaingi nama Allah.’

 (HadisRiwayat At-Tirmizi, dan dikatakan sebagai hadis hasan, dan IbnMajah, Ibn Hibban didalam Sahih mereka, serta Al-Baihaqi dan
Al-Hakim, dan dikatakan sahih atas syarah Muslim)

Dari Abu Hurairah Radiallahu‘anhu, katanya :
Rasulullah bersabda : ‘Perbaharuilah iman kalian.’ Mereka bertanya : ‘Wahai Rasulullah, bagaimana cara memperbaharui
iman kami?’ Baginda menjawab : ‘Banyakbanyaklah mengucapkan ‘Laa Ilaaha Illallah.’
 (Hadis riwayat Imam Ahmad dan Ath-Thabrani dengan sanad hasan)

Dari Ibnu ‘Umar Radiallahu‘anhu, katanya : Rasulullah bersabda : ‘Bukan ahli ‘Laa Ilaaha Illallah’, orang yang kesepian
di kuburnya dan pada saat kebangkitannya. Seolah-olah aku melihat ahli ‘Laa Ilaaha Illallah’ sementara mereka mengusap
tanah dari rambut-rambut mereka dan berkata : ‘Segala puji bagi Allah Yang telah menghilangkan duka cita dari kami.’
 (Faathir: 34)’ (Hadis riwayat Ath-Thabrani dan Al Baihaqi)


Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan,

    ”Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah, ) memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin dapat dihitung.”

 Diantara natijah amalan zikir

Berzikir memberi potensi untuk taat
 Berzikir memberi potensi dan kemahuan keras
 Gedung-gedung di syurga terus dibangun selama seseorang itu masih berzikir
 Berzikir menyebabkan para malaikat memohonkan ampun bagi pelakunya
 Berzikir menyebabkan gunung-gunung dan lembah-lembah bergembira
 Memperbanyak zikir menyebabkan terjauh daripada sifat munafik
 Berzikir menyebabkan rasa lazat di hati pelakunya, kerana itu majlis-majlis zikir disebut kebun-kebun syurga
 Berzikir di jalan, di rumah, di waktu bepergian mahu pun di waktu menetap akan menjadi saksi bagi pelakunya di hari kiamat
 Pelaku zikir diberi wajah yang cerah ketika di dunia dan diberi cahaya ketika di akhirat
 Berzikir menyebabkan Allah mengakui keimanan seorang hamba
 Berzikir menyebabkan seorang mendapat keuntungan berlimpah-limpah
 Berzikir di waktu senang menyebabkan Allah memperhatikan pelakunya di kala susah
 Berzikir menyembuhkan hati yang sakit Proses zikir membawa kepada pensucian diri dan qalb,
mendekatkan diri kepada Allah, membentuk semangat persaudaraan Islam, membersihkan dosa, mengikis sifat cela dan
membina sifat terpuji.


" Mereka yang beriman dan bertenang hatinya dengan berdzikir kepada Allah.." ( Ar-Ra'ad : 28 ).

Monday, January 17, 2011

Zikir Asmaul Husna

Imam Al Ghazali mengatakan:Siapa yang menginginkan keuntungan mempunyai Kewibawaan,dimuliakan, terlindung dari bahaya dan tipu daya musuh,diindahkan tutur katanya dan luas rezekinya menjadi Kaya,maka bacalah (Ya Hayyu Ya Qayyum)

Setiap hari dan malam (1000x) dan siapa yang berkesusahan maka perbanyakanlah bacaan:

(Ya Hayyu Ya Qayyum Birahmatika Astagih)
Makna:-Ya Hayyu Ya qayyum aku mohon bantuan dengan rahmatMu.
Bacalah Ya Hayyu Ya Qayyum atau Ya Hayyul Qayyum, ia akan membantu anda dalam banyak perkara. Bacalah Ya Hayyu Ya Qayyum 1000 kali setiap hari selepas solat isyak, khasiatnya seperti berikut:
a) Orang akan mematuhi kata-kata anda dan mengikut perbuatan anda
b) Anda akan kaya dengan wang dan kebijaksanaan
c) Anda akan menjadi orang yang riang dan dapat mempengaruhi orang dengan keriangan anda. Ini tentu dapat membantu orang lain melupakan kesedihan mereka.
d) Perlindungan dari bencana-bencana seperti gempa bumi, banjir, kemalangan, terkandas ketika pelayaran di laut, Isteri terkandas, Anak-anak tidak menurut kata, ataupun masalah perniagaan atau kewangan dan sebagainya.
e) Di hindari dari ditipu, diperguna dan dielakkan dari musuh.
f) Di sukai orang
Sebaik-baiknya bacalah doa berikut selepas selesai berzikir Ya Hayyu Ya Qayyum 1000 kali

Ya Hayyu Ya Qayyum, Yang menghidupkan, hidupkanlah hatiku, rezekiku, agamaku dan duniaku.
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu, Ya Hayyu bersaksi semua yang hidup, Engkaulah yang memberi nyawa dan memberi kehidupan kepada yang hidup.
Yang Hidup dan Yang Mematikan yang hidup. Yang Hidup, tidak ada sekutu bagi-Mu. Allah yang Maha Hidup, aku meminta dengan Hayat-Mu bersaksikan semua yang hidup dan dengan Hayat-Mu yang memberi nyawa kepada semua yang hidup dan dengan Hayat-Mu yang mematikan semua yang hidup.
Ya Hayyu Ya Qayyum, Yang Maha Memiliki Keagungan, selesaikanlah segala masalahku, kabulkan permintaanku, berilah cahaya kepada jiwaku, cukupkanlah segala kekuranganku. Yang Maha mengetahui keadaanku dan tidak pernah kekurangan dari apa yang kupohon, tiada kuasa melainkan Engkau.
Ya Hayyu Ya Qayyum, perkenankanlah permintaanku dan hajatku dengan segera, kabulkanlah doaku. Permudahkanlah rezekiku, dan permudahkanlah segala urusanku dengan hamba-hamba-Mu. Berilah daku rezeki yang banyak dan berkekalan, lanjutkanlah usiaku agar daku dapat beribadat kepada-Mu. Sudahilah hayatku dengan iman yang sempurna dan Husnul Khatimah.
Daku telah menyeru-Mu dengan nama-nama-Mu yang terdahulu. Berilah kejayaan kepada mereka yang inginkan kejayaan, dan berilah kemusnahan kepada mereka yang berbuat kerosakan.
Ya Hayyu Ya Qayyum (11 kali)
Kabulkanlah permintaanku, lepaskan kami dari kebimbangan sebagaimana Engkau membebaskan orang-orang mukmin.
Selawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan keluarga serta para sahabatnya dan perlindungan kepada mereka semua. Segala puji bagi Allah Pencipta Alam Semesta.



Perlu diingatkan bahawa segala kelebihan yang terdapat pada bacaan atau ayat-ayat tertentu kadangkala tidak berjaya diperolehi dengan hanya beberapa kali bacaan sahaja. Ibarat pisau yang perlu di asah berkali-kali agar dapat digunakan seperti yang kita mahukan. Begitu jugalah ayat-ayat atau bacaan tertentu perlulah sentiasa diamalkan, dan diulangi sehingga menjadi wirid tetap untuk mendapatkan khasiatnya. Insya-Allah dengan amalan yang istiqamah, segala kelebihan, khasiat dan keajaibannya akan terbukti apabila kita memerlukannya.

Tuesday, January 11, 2011

Solat Dhuha


Kerahmatan Allah terhadap hamba²-Nya apabila alam ini berada di waktu fajar. Di ketika inilah kurniaan Allah melimpah ruah hingga menjadikan manusia hidup di dalam kesenangan dan kemewahan. Justru itulah manusia yang menjadikan dirinya sebagai hamba Allah berkewajipan menyatakan rasa syukurnya yang tidak terhingga ke hadrat Allah. Di sini bertambah²nya rahmat dan kemurahan rezeki ke atas hamba²-Nya.

Ketahuilah fajar itu adalah cahaya pertama yang dapat dilihat di ufuk timur pada waktu pagi. Fajar ini terbahagi kepada dua keadaan:

1. Fajar yang pasti ialah yang nampak padanya sinar halus agak nipis menjulang tinggi ke atas tanpa perintang ini adalah fajar yang tidak mengharamkan makan dan minum bagi orang yang berpuasa.

2. Fajar yang pasti ialah yang melintang cahayanya di arah yang sama. Maka selepas fajar menyingsing maka datangnya waktu Dhuha. Waktu ini bermula sejak matahari terbit hingga masuknya waktu Zuhur. Dalam pengertian ilmu fiqih waktu Dhuha itu sejak tingginya matahari lebih kurang satu galah. Dengan adanya waktu Dhuha itu maka Rasulullah sangat menganjurkan kita mengerjakan sholat sunatnya sebanyak dua atau empat, delapan dan dua belas rakaat, meskipun sholat ini hukumnya hanyalah sunat saja tetapi amat digalakkan agar kita mengerjakannya.

Sebagaimana yang disebut dari Abu Zaid r.a katanya; “Rasulullah SAW melaksanakan sholat Dhuha sehingga kita mengira beliau tidak meninggalkannya tetapi jika telah meninggalkannya sehingga kita mengira bahwa beliau tidak pernah mengerjakannya.”

Demikianlah kesungguhan Rasulullah SAW mengerjakan sholat Dhuha yang ia lakukan meskipun hanya ibadah sunat saja. Kalaulah itu keadaannya Rasulullah SAW maka kita sebagai umatnya juga perlu mengerjakan sebagai tanda kecintaan kita terhadap-Nya di samping ada faedah dan manfaatnya.

Khasiat dan Fadilat

Sebagaimana yang kita fahami bahwa setiap amalan yang disukai dan yang dilakukan oleh Rasulullah terkandung banyak hikmat dan fadilatnya. Begitu juga dengan fadilat bagi mereka yang mengerjakan solat Dhuha secara istiqamah.

Rasulullah bersabda yang bermaksud, “Siapa saja yang dapat mengerjakan sholat Dhuha dengan istiqamah, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu seluas lautan.”

Rasulullah bersabda lagi,
“Sholat Dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran (kemiskinan), dan tidak ada yang akan memelihara sholat Dhuha kecuali hanya orang-orang yang bertaubat.”

Dari Nuwas bin Sama’an, Rasulullah bersabda:
“Allah berfirman: Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (yakni sholat Dhuha), nanti pastiakan Kucukupkan keperluanmu pada petang harinya.”

Sementara itu di dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:
“Hendaklah masing-masing tiap-tiap pagi bersedekah untuk persediaan badannya. Maka tiap kali bacaan tasbih itu sedekah, setiap tahmid, setiap takbir juga sedekah, menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan itu sedekah dan sebagai ganti itu semua, cukuplah mengerjakan sholat Dhuda dua rakaat.” (Ahmad Muslim danAbu Daud)

PANDUAN

(1) Setiap kali sujud akhir solat dhuha (sebelum duduk tahiyat), bacalah Ya Wahhab sebanyak 41 kali, Insya-Allah anda akan dirahmati dengan harta yang banyak dan peluang akan datang dengan mudah. (Al-Wahhab ertinya Maha Pemberi)

(2) Setiap kali selesai 2 rakaat solat dhuha, angkat tangan berdoa dengan bacaan Ya Basith sebanyak 10 kali dan kemudian sapu tangan ke muka. Allah SWT akan menghantar barakah dalam bentuk makanan. Walau sedikit manapun makanan, insya-Allah pasti cukup untuk seisi keluarga. (Al-Basith ertinya Maha Pelapang hidup)

(3) Doa Selepas Solat Dhuha

Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu adalah waktu-Mu
Dan keagungan itu adalah keagungan-Mu
Dan keindahan itu adalah keindahan-Mu
Dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu
Dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu

Ya Allah,
Jika memang rizkiku masih di atas langit,
Maka turunkanlah ia,
Jika masih di dalam bumi,
Maka keluarkanlah ia,
Jika masih sukar,
Maka mudahkanlah ia,
Jika (ternyata) haram,
Maka sucikanlah ia,
Jika masih jauh,
maka dekatkanlah ia

Berkat waktu dhuha-Mu,
Keagungan-Mu,
Keindahan-Mu,
Kekuatan dan kekuasaan-Mu,
Limpahkanlah kepada kami segala apa yang telah Engkau limpahkan
kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.
Dan berkatilah Rahmat atas Nabi Muhammad atas keluarga dan para sahabatnya serta kesejahteraan.


Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Di dalam hadits yang lain pula diterangkan seperti berikut:
“Bahawasanya di syurga ada pintu yang dinamakan,”Dhuha.” Maka jika kamu datang hari kiamat kelak, serulah (malaikat) penyeru: manakah orang-orang yang telah mengerjakan sholat Dhuha? Inilah pintu kamu, silakan masuk ke dalam dengan rahmat Allah.” (Al-Tabrani)

Sekitar Tenaga dan Penyembuhan spiritual(kerohanian)

Penyembuhan spiritual bukanlah merupakan proses yang misteri sama sekali, melainkan sangat luas dan terbuka, walaupun seringkali cukup kompleks. Teknik-teknik penyembuhan spiritual melibatkan medan energi yang terdapat di sekitar kita masing-masing. Setiap orang memiliki suatu medan energi atau suatu aura yang mengitari dan menembusi tubuh fisikal. Medan ini sangat erat berhubungan dengan kesehatan manusia.

Dalam budaya yang berbeza, energi dikenal dengan nama yang berbeza-beza. Kata ‘energi’ mengacu kepada :Ki dalam kebudayaan Jepun. Chi dalam kebudayaan Cina, Prana dalam kebudayaan Hindu, Qudra dalam kebudayaan Arab

Energi adalah nafas kehidupan yang dipancarkan kepada kita dari Yang Wujud, Yang Maha Perkasa dan Baqa, yang memelihara seluruh manusia beserta seluruh ciptaan-Nya. Energi yang mengatur pola pikir dan emosi kita adalah sumber dari kekuatan hidup kita dan merupakan faktor yang menggerakkan dalam seluruh mahkluk hidup. Ia berputar melalui tubuh kita dan dapat pula digunakan sebagai kekuatan untuk penyembuhan. Itulah yang merupakan sumber dari seluruh pergerakan di dunia ini. Bila tubuh manusia kehilangan nafas kehidupan ini, maka energi asal (atau kekuatan hidup) akan meninggalkannya, membiarkan tubuhnya untuk membusuk. Tubuhnya kembali ke asalnya yang bersifat bumi, dan rohnya kembali ke asal dari energi rohaniah yang bersifat malaikat. Energi ini tak pernah hilang dan tetap ada, tanpa rahasia dari sifat alamiahnya dimengerti oleh ilmu pengetahuan dan pengobatan moden (alopati).

Energi rohaniah yang tak diketahui ini berada di belakang kehidupan setiap titis darah dari mahkluk yang bergerak, pergerakan di balik setiap sel hidup, dan kekuatan penggerak dari gugusan-gugusan bintang dan galaksi-galaksi. Ia membawa kekuatan yang lengkap dan sempurna yang nyata, aktif dan berkesinambungan. Gerakan dari kekuatan ini adalah asli karena tak sesuatupun dapat tumbuh atau hidup di seluruh dunia ini tanpa luput dari pengaruhnya.

Hal ini terutama dapat diterapkan di bumi, di-tempat2 yang tidak ada pepohonan, rumput, sayuran dan benar-benar tak ada kehidupan yang dapat terwujud tanpa halangan dari energi yang tak nampak dan tak diketahui ini. Dengan energi inilah sebuah tanaman kecil, dapat menyeruak di tengah gurun pasir yang demikian luasnya. Kekuatan hidup rohaniah yang energetik ini memegang organ-organ pembuluh darah, dan seluruh bagian tubuh berada di tempatnya. Bila daya hidup tubuh menghilang, maka hubungan antara organ tubuh menjadi berubah dan terganggu, yang akan mengarah kepada kesakitan, disfungsi organ dan gangguan kesehatan secara menyeluruh.

Kekuatan hidup yang bersifat energi rohaniah tersebut menciptakan medan energi di sekitarnya seperti magnet yang di-charger (diberi muatan) dengan kuat atau elektrod. Kekuatan ini merefleksikan energinya melalui sekujur tubuh manusia dan menjadi kekuatan penggerak hidup di belakang seluruh aktiviti dan prosesnya. Kekuatan hidup tersebut tidak hanya memberikan energi kepada tubuh namun juga memberinya identiti. Seperti sebuah atom yang diberi ciri oleh susunan elektron-elektron, proton dan neutronnya—yang sekaligus merupakan komponen energinya - demikian pula kekuatan hidup rohaniah memberikan energi dan identiti pada jasadnya.

Energi penyembuhan spiritual beranalogi dengan air terjun. Bila sebuah air terjun disalurkan dengan cara yang tepat, maka kekuatannya dapat digunakan untuk menghasilkan energi dan memberikan penerangan. Demikian pula, bila aliran darah disalurkan dengan tepat melalui sistem yang seimbang maka kekuatan penggerak dari energi tersebut akan menguatkan energi dari organ-organ yang lemah.

Dalam organ-organ yang kekuatan hidupnya telah melemah dan berkurang, penyembuhan spiritual akan menambah dan mengaktifkan kekuatan-kekuatan vital ini. Teknik penyembuhan spiritual memungkinkan energi hidup untuk menyebar dengan cepat untuk mengaktifkan anggota yang sakit dan menyembuhkannya.

Fenomena yang sama juga terlihat dalam reaksi atom, di mana kekuatan yang dahsyat dibebaskan dari energi internal atom tersebut. Energi yang dihasilkan secara geometris meningkat, sejalan dengan atom yang diaktifkan dan berenergi menyebarkan energinya ke sekitarnya, membangun reaksi berantai dari pembebasan energi.

Prinsip yang sama dari reaksi atom tersebut digunakan oleh para penyembuh spiritual untuk memusatkan dan mengaktifkan kekuatan hidup yang terdapat dalam diri si pesakit. Mirip dengan cara yang digunakan ahli perubatan moden yang mengarahkan laser untuk menyembuhkan bagian tubuh yang terserang, para penyembuh spiritual mengakses reaksi berantai serupa dari energi yang terdapat di dalam tubuh, menyalurkannya ke bagian yang terserang untuk menyembuhkan sakit dan penderitaan. Bila satu organ mulai sembuh, yang lainnya mengunakan energi yang dibebaskan untuk mengaktifkan dan membebaskan energi dalamnya, yang pada gilirannya akan membangun keseimbangan fisiologi dan bebas dari rasa sakit.



Tiga Fasa Penyembuhan Spiritual

Gaya Universal--atau energi kosmik--meliputi energi-energi dari planet-planet, bintang-bintang, serta galaksi-galaksi, dan apapun yang berada di sekitar kita yang membangkitkan medan energi. Gaya yang menyebar ke seluruh bagian yang sangat luas ini memelihara jiwa kita, roh dan energi dalam dari masing-masing individu dan dalam setiap makhluk hidup. Melalui proses perenungan dari penyembuhan spiritual, seseorang dapat mengakses energi penggerak yang terdapat dalam setiap sel di dalam tubuh.

Energi tersebut disalurkan ke korteks otak, yang merupakan pusat proses dari pikiran kita. Dari sana akan difokuskan dan disalurkan secara intens di dalam inti batang otak, yang diaktikan dan dirangsang dengan kekuatan hidup yang sudah terfokus . Pada gilirannya, impuls dikirimkan ke sistem syaraf otonom, mengatur fungsi tubuh, memeliharanya dalam keseimbangan, dan bebas dari rasa sakit. Konsentrasi energi di dalam otak menyusun fasa pertama dari penyembuhan spiritual.

Proses ini pada gilirannya nanti akan merangsang syaraf vagus untuk mengirimkan impuls listrik ke sistem jantung ke simpul sinoatrial, melalui saluran antar simpul, melalui simpul atrioventrikular, menuruni Bundles of His, lalu keluar dari serat Purkinje, lalu ke dalam dinding miokardial untuk memulai sistol. Perpindahan energi yang mengisi jantung ini adalah fasa kedua dari penyembuhan Spiritual. Keadaan-keadaan seperti sakit dada karena kurangnya bekalan darah ke jantung, kegagalan jantung , cardiomiopathy dan tekanan darah tinggi, sebagai tambahan dari banyak penyakit jantung yang berkaitan dengannya, disembuhkan dan pesakit kemudian dapat sihat kembali dan terbebas dari rasa sakit.

Energinya kemudian di pamkan bersamaan dengan darah keluar dari jantung melalui sistem vascular dan dikirimkan ke seluruh tubuh dalam fasa ketiga dari penyembuhan spiritual. Fokus utama dari fasa ketiga ini adalah aorta, yang merupakan saluran bagi gelombang energi yang menyembuhkan yang dibawa oleh darah.

Seiring dengan mengalirnya darah dari jantung, mula-mula dia dialirkan balik ke jantung melalui pembuluh-pembuluh arteri koroner dalam suatu reaksi rantai yang berkesinambungan dan meningkatkan energi di dalam jantung itu sendiri, dengan cara yang mirip dengan matahari meningkatkan cahayanya melalui reaksi intinya sendiri. Siklus ini menghasilkan energi lebih dan lebih banyak lagi, yang dituangkan keluar sistem vaskular dengan titik-titik fokus pada arteri-arteri utama, membekali otak melalui arteri karotid. Ia juga berjalan melewati arteri-arteri subclavian menuju ujung-ujung bagian atas, sirkulasi splanchnic menuju perut, melewati arteri-arteri renal menuju ginjal, dan melalui pembuluh-pembuluh panggul menuju ke ujung-ujung bagian bawah.

Volume titisan darah yang besar bagaikan air terjun yang terjadi dari sungai yang amat besar menuruni sisi jurang dari sebuah gunung yang tinggi. Seluruh tumbuhan dan binatang di sekitar daerah aliran airnya menjadi terawat dan terhidup dengan baik, dan setiap sel di dalam tubuh tersembuhkan ketika gelombang energi rohaniah vital mencapainya.

Sebuah jantung yang sihat akan menguatkan tubuh yang lemah, namun bila jantungnya lemah dan berpenyakit--walaupun dalam tubuh orang yang masih muda--tubuh tak akan sehat dan berusia panjang. Kerana itu, memelihara jantung menjadi prioriti pertama bagi para penyembuh spiritual. Lebih jauh lagi, memelihara otak juga merupakan prioriti penting lainnya untuk menjaga aliran arahan dari otak agar berfungsi dengan semestinya.

BIMBINGAN RASULULLAH SAW UNTUK MERAWAT PENYAKIT FIZIKAL (MEDIC)
(ASAL MUASAL KAEDAH PENYEMBUHAN - JAMPI ILAHIYAH)

Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya menerusi hadis Abu Darda bahawa ia mengkhabarkan : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :

“Sesiapa yang merasa sakit atau mendapati kawannya sakit, hendaklah ia mengucapkan : ‘Ya Allah Tuhan kami yang ada diatas langit, Maha suci nama-Mu dan Agama-Mu di langit dan di bumi.seperti juga rahmat-Mu di atas langit , turunkanlah rahmat-Mu itu ke bumi. Ampuni lah dosa dan kesalahan kami; Engkau adalah Tuhan orang-orang soleh. Turunkanlah rahmat dari sisi-Mu, kesembuhan dari kesembuhan-Mu terhadap penyakit ini.’ Nescaya dengan izin Allah akan sembuh.”

Manakala dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri bahawa Jibril pernah datang menemui Nabi dan berkata :” Wahai Muhammad, adakah engkau sakit?” Baginda menjawab : “Ya”.
Jibril berkata :”Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala penyakit yang mengganggumu, dan dari setiap jiwa yang jahat, serta dari ‘ain yang membuatmu celaka. Dengan nama Allah , aku meruqyahmu.”

Hadis riwayat Muslim dalam Shahihnya, dari Usman bin Abil Ash diseritakan bahawa ia pernah datang menemui Rasulullah saw menceritakan sakit yang dialaminya di bahagian tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Kemudian Nabi saw bersabda : “Letakkan tangan engkau keatas bahagian yang sakit pada badan engkau, baca Bismillah 3 kali dan bacakan 7 kali akan ( doa perlindungan ini ) : “ Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasanNya daripada keburukan apa yang aku rasakan dan aku bimbangkan.”

Dalam rawatan ini terdapat beberapa hal, diantaranya : Menyebut nama Allah, menyerah urusan kepadaNya, memohon perlindungan dengan kemuliaan dan kekuasaanNya dari bahaya rasa sakit. Semuga cara itu dapat menghilangkan rasa sakit, kemudian diulang-ulang agar lebih mujarab dan lebih mengena. Sama halnya dengan meminum ubat yang juga mesti berulang-ulang agar boleh mengeluarkan zat penyakit. Bilangan yang 7 itu mengandungi keistimewaan tersendiri.

Didalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim ada hadis yang diriwayatkan bahawa Nabi pabila menjenguk keluarganya yang sedang sakit, baginda mengusap tubuhnya dengan tangan kanan baginda sambil berkata :

“Ya Allah, Tuhan sekelian manusia, lenyapkanlah rasa sakitnya, berikanlah kepadanya kesembuhan kerana Engkau Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan kerana pertolongan Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit yang lain.”

Ruqyah seperti ini mengandungi tawassul kepada Allah melalui kesembuhan rububiyyah dan rahmatNya dengan memberi kesembuhan, sebab memang Allah satu-satunya yang boleh memberi kesembuhan. Sesungguhnya kesembuhan itu hanya berasal dari Nya. Lalu ruqyah ini sudah mengandungi tawassul kepada Allah melalui tauhid, ihsan dan keyakinan kepada Rububiyyah Allah.

Mawlana Shaykh Hisham al-Kabbani

Tuesday, January 4, 2011

Jenis-jenis tenaga

1. TENAGA UBUDIYAH

 Doa seorang yang soleh dengan penuh kepercayaan.
 

 Jiwa yang suci, bersifat rendah diri, takwa, tawakal dan sabar.
 
 Apabila seseorang itu semakin suci jiwanya, aura atau gelombang elektromagnetnya tadi akan memiliki cahaya daripada alam ruh atau cahaya kerohanian yang suci membuka diri untuk menerima tenaga Illahiyah.

Seseorang yang hampir dengan Allah jiwanya kuat dan memiliki beberapa keajaiban seperti maunah atau karamah.

Sains Fizik :

  Semakin kecil luas permukaan sesuatu objek itu, maka semakin tinggi daya yang bertumpu padanya.

  Tenaga keupayaan sesuatu objek.

  Semakin tinggi seorang itu ke atas bumi (dari paras laut), semakin rendah tekanan udaranya (atmosfera) manakala tekanan di dalam dada tinggi menyebabkan manusia sesak nafas, manusia akan mati.

Ulama Tasawuf, Syaikh Abu Yazid Al-Bustami berkata :

Semakin tinggi perjalanan ruhnya ke hadrat Allah (langit) perasaannya semakin hancur terhadap dirinya, sehingga kemuncak pendakiannya akan leburlah dirinya (binasa) atau fana. Tenggelam ia dalam syuhud kepada Allah SWT sehingga perasaannya seolah-olah tiada wujud dirinya.

Sains Fizik :

Contoh : Atom hidrogen, bakteria, virus, air terjun.

Mengecilkan diri ini sebenarnya kita menjadi seperti atom, mikroorganisma (bakteria, virus). Semakin kecil atom (jisim relatif rendah) maka semakin hebat tenaganya  Hidrogen. Semakin kecil bakteria/virus maka semakin tinggi risiko, kuat kuasanya, sukar dikesan atau di musnahkan!

Sains Islam :
 
Seseorang yang berjiwa tenang dan tawadhu, maka ia memiliki tenaga yang tinggi dan kuat.
2. TENAGA KEROHANIAN

Diperolehi daripada amal soleh seperti solat, al-Quran, sedekah, selawat dan sebagainya.

3. TENAGA DALAM

i) Tenaga Kerehatan

Ia adalah satu tenaga yang wujud ketika janin mula terbentuk. Tenaga inilah yang bekerja membentuk tubuh dengan sempurna. Apabila selesai, tenaga ini diam dalam keadaan tidur di dalam tulang sulbi. Ia berada dalam lapisan yang lebih dalam dari nasma dan dibungkus di dalam 7 lapisan. Dalam aliran metafizik, ia dipanggil Kundalini(gulungan/lingkaran)

Mengikut Sufi, ia adalah tenaga Ruh al-Hayat yang bergabung dengan oksigen.

Tenaga yang tersimpan ini boleh dibangkitkan apabila seseorang itu melakukan teknik pernafasan yang disertakan keheningan yang tinggi.

ii) Tenaga Nasma

Ulama Tasawuf :
- Qarin, Nasma
- Ia semakin kuat bila teknik penafasan yyang teratur bergabung dengan konsentrasi akal.

Sains Fizik :
- Medan elektromagnet pada tubuh badan manusia.
- Ia dikenali juga dengan Tenaga Dalam, CChi, Prana, Tenaga Batin, Human Eenergy Field


Gelombang elektromagnetik = NASMA / diri batin / Qorin/ Aura

4. TENAGA FIZIKAL

- Penghasilan tenaga daripada proses penguraian dan sintesis karbohidrat, protein atau lemak dengan enzim dengan kehadiran oksigen (metabolisma).

- Tenaga disimpan dalam molekul ATP (adenosina trisfosfat). Apabila badan memerlukan tenaga, molekul ATP dipecahkan dengan mudahnya untuk membebaskan tenaga.

5. TENAGA MINDA

Sains Fizik :

  Ia adalah gabungan unsur zohir dan unsur ghaib (Ruh).

  Ia bertindak sebagai pemancar dalam mengolahkan gelombang

  Ia berkebolehan menjadikan tenaga dalam bentuk gambaran dalam dirinya sehingga
akhirnya menjadi kenyataan di alam zahir dengan izin Allah.

  Ia memiliki gelombang yang amat laju melebihi kelajuan cahaya biasa.

Sains Islam :

  Akal yang bersifat air boleh mengawal dan memadamkan sifat api iaitu nafsu.



6. TENAGA EMOSI

Sains Fizik :

  Keheningan/ketenangan memiliki tenaga yang kuat. Umpama objek pegun (tak bergerak) dengan objek yang bergerak  kereta.

Sains Islam :

  Seseorang yang tenang memiliki tenaga Ilahiyah yang amat hebat! Doa makbul, hajat
mudah tercapai,

"Kasih sayang adalah suatu tenaga yang tinggi, mempunyai gelombang penyembuh pelbagai penyakit yang berkaitan dengan emosi dan boleh melemahkan syaitan. Syaitan tidak memiliki sifat kasih sayang."
7. TENAGA ALAM

- Tanah/bumi : zat makanan, permata/kristal, wangian/aroma tumbuhan

- Cahaya matahari

- Cahaya bulan

- Air